Kamis, 07 Maret 2013

kehamilan dengan anemia di PKM mlati II




BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

            Pelayanan kesehatan maternal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2009). Namun, berdasarkan penelitian WHO, selama tahun 2005 terdapat 536.000 wanita yang meninggal disebabkan komplikasi kehamilan dan persalinan, maka didapatkan 400 ibu yang meninggal setiap 100.000 kelahiran hidup dari seluruh kematian maternal di dunia (Depkes, 2008: 146).
Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007).
Di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (MMR/Maternal Mortality Ratio) menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (Bappenas, 2010: 12).
Namun, jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Depkes RI tahun 2005 jika dibandingkan AKI Singapura adalah 6 per 100.000 kelahiran hidup, AKI Malaysia mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan AKI Vietnam sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup, dan Indonesia sendiri jumlah AKI yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (Mulyani, 2010: 1)
Demikian pula AKB, khususnya angka kematian bayi baru lahir, AKB Indonesia masih berada dibawah dibandingkan negara ASEAN lainnya, yaitu Singapura 3 per 1.000, Brunei Darussalam 8 per 1000, Malaysia 10 per 1.000, Vietnam 18 per 1.000,Thailand 20 per 1.000, dan Indonesia sendiri yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup (Mulyani, 2010: 1).
Salah satu tujuan pembangunan millennium (Millennium Development Goals / MDGs) adalah menurunkan AKI sebanyak tiga perempat dari angka nasional pada tahun 2015. Selain itu, kesepakatan global Millennium Development Goals (MDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sedangkan untuk AKB adalah 23/100.000. Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari 90% kematian ibu disebabkan komplikasi obstetri, yang sering tak dapat diramalkan pada saat kehamilan. Kebanyakan komplikasi itu terjadi pada saat atau sekitar persalinan (Saifuddin, 2009: 6).
Penyebab langsung kematian ibu biasanya terkait erat dengan kondisi kesehatan ibu sejak proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Sedangkan penyebab tidak langsung lebih terkait dengan kondisi sosial, ekonomi, geografi, serta perilaku budaya masyarakat yang terangkum dalam 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu sering/rapat) dan 3 Terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa, dan terlambat mendapat pelayanan) (Depkes, 2008: 140).
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi, eklampsia (Saifuddin, 2009 : 6). Berdasarkan laporan rutin PWS tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu dari 228 per 100.000 yaitu perdarahan sekitar 84 kasus (39%), eklampsia sekitar 49 kasus (20%), infeksi 21 kasus (7%) dan lain-lain 71 kasus (33%) per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2008).
Selain itu, keadaan ibu sejak pra-hamil dapat berpengaruh terhadap kehamilannya. Penyebab tak langsung kematian ibu ini antara lain adalah anemia (Saifuddin, 2009 : 6).
Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data bahwa cakupan pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun 2008), namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% (tahun 2007) menjadi 48,14% (tahun 2008) (Depkes, 2008).
Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan gizi dan pada pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi (Manuaba, 2010: 238)
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child”, karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2010: 237).

            Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 - 2003, pada skala nasional propinsi D.I Yogyakarta mencapai 23 per 1.000 kelahiran hidup (terendah). Sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada bayi umur dibawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat  lahir rendah (BBLR) (Depke s RI, 2003a).
Persentase ibu hamil yang mengalami Anemia Gizi Besi (AGB) di Kota Yogyakarta dari tahun 2002 sampai dengan tahun  2006 dapat dilihat pada tabel  sebagai berikut :

No
Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
1
26.79
21.14
21.95
21.07
22.49

Grafik II.9. Persentase Ibu Hamil yang Anemia Gizi Besi (AGB)

Anemia  Gizi  Besi  di  Kota  Yogyakarta  terus  mengalami penurunan, hal ini cukup menggembirakan tentunya dengan adanya program  pemberian  tablet  Fe  90  pada  ibu  hamil.  Program pendampingan minum tablet Fe pada tahun 2005, sangat membantu mengurangi  kejadian  anemia  terutama  pada  kelompok  ibu  hamil yang merupakan kelompok rawan, namun di tahun 2006 terjadi kenaikan yang segnifikan.

 Dari grafik di atas kabupaten sleman angka kejadian dari tahun ketahun terjadi penurunan, dari tahun 2008,2009 sampai 2010.
















Di puskesmas Mlati II dari 35 pasien ANC yang pemeriksaakan kehalian pada bulan novenber ada 3-5 yang mengalami anemia, mulai dari anemia ringan sampai sedang.
B. Ruang Lingkup
Dalam laporan kasus asuhan kebidanan ini penulis hanya membahas asuhan kebidanan pada Ny. S dengan diagnosa Anemia Sedang yang dilakukan di ruang KIA  Puskesmas Mlati II Sleman.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Setelah membuat asuhan kebidanan, diharapkan mahasiswa dapat mengerti serta mampu membuat asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang.
2.  Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam pengkajian asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia  ini adalah agar mahasiswa mampu :
a.       Melakukan pengkajian data subyektif atau obyektif pada ibu hamil dengan anemia sedang
b.      Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
c.      Mengidentifikasi masalah potensial
d.      Mengidentifikasi kebutuhan yang harus dipenuhi
e.      Membuat rencana tindakan
f.      Melaksanakan tindakan
g.     Melaksanakan evaluasi dan hasil tindakakan










D. Manfaat 
1. Bagi Mahasiswa
- Mahasiswa dapat mengetahui konsep ibu hamil dengan anemia sedang
- Mahasiswa dapat mengetahui tanda-tanda ibu hamil dengan anemia sedang
- Mahasiswa dapat menegtahui penatalakasanaan serta evaluasi pada ibu hamil dengan   anemia sedang.
2. Bagi Institusi
                 Institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa akademi kebidanan STIKES ‘Aisyayah Yogyakarta mampu membuat asuhan kebidanan  pada ibu hamil dengan anemia sedang.
3. Bagi Lahan Praktek
     Puskesmas Mlati II Sleman  dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang komprehensif pada ibu hamil dengan anemia sedang, agar dapat menurunkan AKI dan AKB. 

















BAB II
TINJAUAN TEORI
1.   Pengertian
Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar Hb normal adalah 12-16% dari sel darah merah, jumlah sel darah merah normal adalah 5juta/mm3 (Soebroto,2009,p.15). Seseorang dikatakan menderita anemia apabila kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 12g/ 100ml.(Hudono,2007,p.448). Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di  dalam sirkulasi darah.
            Definisi anemia yang diterima secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100 mililiter (12gram/desiliter) untuk wanita tidak hamil dan kurang dari 10,0gram per 100 mililiter (10gram/desiliter) untuk wanita hamil (Varney,H.,2007,p.623).  Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis. Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah 35,00-45,00% (Mellyna, 2005). Anemia dalam kandungan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr%. Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2002).             Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 10g/dl. Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin kurang dari 11g/dl selama  masa kehamilan pada trimester I dan ke 3 dan kurang dari 10g/ dl selama masa postpartum dan trimester 2. Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan perdarahan postpartum. Bila anemia terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur. (Proverawati,2009,p.76)



2.   Penyebab Anemia
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi mencapai kurang lebih 95%. Terjadinya peningkatan volume darah mengakibatkan hemodilusi atau pengenceran darah sehingga kadar Hb mengalami penurunan dan terjadi anemia. (Varney,H.,2007,p.623). Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan untuk meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil. (Hudono, 2007,p.448) Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin  plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3mg besi/  hari. (Saifuddin,2008,p.281).
 Menurut penelitian Mei Hawa (2010) bahwa salah satu penyebab anemia adalah jarak kehamilan <2 tahun mencapai 21 orang (70,0%). Menurut Varney (2007,p.127) terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebab anemia seperti status ekonomi mempunyai efek, status ekonomi yang lebih rendah  menimbulkan angka nutrisi buruk yang lebih tinggi dan sehingga mengakaibatkan angka anemia defisiensi zat besi lebih tinggi. Ras juga mema minkan peranan sebagai contoh rata-rata orang kulit hitam kadar hemoglobinnya lebih rendah daripada orang kulit putih tanpa memperhatikan tingkat sosio-ekonomi. Menurut arisman (2004,p.150-152) wanita hamil yang berusia <20 tahun atau >35 tahun, paritas  tinggi, dan berpendidikan rendah umumnya tidak pernah mengenal tablet besi selama hamil. Dipandang dari segi sosio-ekonomi wanita hamil yang tidak pernah memeriksakan kehamilan atau memeriksakan diri ke dukun (diasumsikan sebagai miskin), 90% diantara mereka tidak pernah menelan tablet besi, sementara mereka yang mampu ANC (Antenatal Care) di dokter swasta justru memperoleh lebih dari 90 butir tablet besi. Faktor pendidikan juga berpengaruh saat pemberian tablet besi.
 Efek samping dari tablet besi yang dapat mengganggu seperti mual muntah sehingga orang cenderung menolak tablet ya ng diberikan. Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka memerlukan tamb ahan zat besi. Agar mengerti, wanita hamil harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya bahaya yang mungkin terjadi akibat anemia , dan salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi. Penyebabnya antara lain makanan yang kurang bergizi, gangguan pencernaan dan mal absorpsi, kurangnya zat besi dalam makanan (kurang zat besi dalam diit), ke butuhan zat besi yang meningkat, kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid, penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus,malaria.(Proverawati,2009,p.76)
3. Patofisiologi Anemia

       Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperluan akan zat-zat makanan makin bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh peningkatan  cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. (Wiknjosastro H, 2006, hal.448)
4.   Klasifikasi anemia kehamilan
Secara umum menurut Provera wati (2009,p.77-78) anemia dalam kehamilan diklasifikasikan menjadi:
a.   Anemia defisiensi besi sebanyak 62,3%
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam dara h. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil anamnese didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata  berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan metode sahli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Anemia Megaloblastik sebanyak 29%. Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic acid) dan defisiensi vitamin B 12 (cyanocobalamin) walaupun jarang. Menurut Hudono (2007,p.455-456) tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30  mg, apabila disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100-1000 mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral.
b.   Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak 8%
Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
c.   Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil dengan anemia paling banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe)  serta asam folat dan viamin B 12. Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan makanan yang banyak mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12.
1) Menurut Depkes
a.    Normal > 10,5 gr%.
b.    Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%.
c.    Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%.
d.   Anemia Berat< 7,5 gr%.

2)   Menurut WHO yang dikutip dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, 2000, hal.30 yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode Sahli yaitu :
1.    Hb 11 gr% tidak anemia.
2.    Hb 9 – 10 gr% anemia ringan
3.    Hb 7 – 8 gr% anemia sedang.
4.    Hb< 7 gr% anemia berat.
5.   Tanda dan Gejala anemia pada ibu hamil
Menurut Proverawati (2009,p.78) bahwa tanda dan gejala ibu hamil dengan anemia adalah keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal (perlu dicurigai anemia defisiensi), mengalami malnutrisi, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka , nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Tanda dan gejala anemia pada kehamilan menurut
Varney,H.,(2007,p.623) adalah :
a.   Letih, sering mengantuk, malas
b.   Pusing, lemah
c.   Nyeri kepala
d.   Luka pada lidah
e.   Kulit pucat
f.   Membran mukosa pucat (misalnya konjungtiva)
g.   Bantalan kuku pucat
h.   Tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah
            Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada konjungtiva (http://www.sinarharapan.com, akses 19 April 2010).
6.   Diagnosis anemia pada kehamilan
a.    Anamnese
      Dengan anamnese akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih berat pada hamil muda. (Manuaba I.B.G, hal.30).
b.    Pemeriksaan Fisik
Keluhan lemah, kulit pucat, sementara tensi masih dalam batas normal, pucat pada membrane mukosa, dan konjungtiva oleh karena kurangnya sel darah merah pada pembuluh darah kapiler serta pucat pada kuku dan jaritan gan(Saifuddin A.B, 2006, hal.282).
c.    Pemeriksaan Darah
       Pemeriksaan dan pengawasan Hb untuk menentukan derajat anemia dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan terutama pada trimester satu dan trimester tiga.(Manuaba I.B.G, 1998, hal.30).
Menurut Manuaba (2010,p.239) bahwa pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat  cyanmet.  Hasil pemeriksaan Hb dengan  Cyanmet  dapat digolongkan  sebagai berikut:
a.   Hb 11gr%  : tidak anemia
b.   Hb 9-10gr%  : anemia ringan
c.   Hb 7-8gr%  : anemia sedang
d.   Hb <7gr%  : anemia berat
7.   Tingkatan  Anemia
Menurut Soebroto (2009,p.59-60) tingkatan anemia adalah sebagai berikut:
a.   Stadium 1
Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sum-sum tulang. Kadar ferritin  (protein yang menampung zat be si) dalam darah berkurang secara progresif.
b.   Stadium 2
Cadangan zat besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.
c.   Stadium 3
Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglobin dan hematokrit menurun.
d.   Stadium 4
Sum-sum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
e.   Stadium 5
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin memburuk. 

8.   Akibat anemia pada kehamilan
            Menurut Proverawati (2009,p.78) akib at yang akan terjadi pada anemia kehamilan adalah :
a.   Hamil muda (trimester pertama): abortus,  missed abortion, dan kelainan kongenital
b. Trimester kedua : persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asphyxia intrauterine sampai kematian, berat badan lahir rendah (BBLR) , gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensatio kordis kematian ibu.
d. Saat inpartu : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan tinggi,  ibu cepat lelah, gangguan perjalanan persalinan  perlu tindakan operatif. Menurut Purwitasari (2009,p.81-82) pengaruh anemia dalam kehamilan :
e.   Pengaruh pada ibu hamil baik dalam masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan : abortus,  partus premature, partus lama, perdarahan post partus, infeksi, anemia, dll.
Adapun Pengaruh Anemia pada Kehamilan oleh reverensi lain adalah
       Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan
a.    Bahaya selama kehamilan
1)   Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi kliniknya.
2)   Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis.
3)   Menimbulkan plasenta previa.
4)   Dapat menimbulkan solusio plasenta.
b.    Bahaya terhadap persalinan
1)   Persalinan berlangsung lama.
2)   Sering terjadi fetal distress.
3)   Persalinan dengan tindakan operasi.
4)   Terjadi emboli air ketuban.
c.    Bahaya selama post partum
1)   Terjadi perdarahan post partum.
2)   Mudah terjadi infeksi puerperium.
3)   Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest.
4)   Sub infolusi uteri.
5)   Bayi lahir dengan anemia. (Manuaba I.B.G,2000, hal.30-32)


d.   Bahaya terhadap janin
1)   Abortus.
2)   Terjadi kematian intra uterin.
3)   Persalinan prematureitas tinggi.
4)   Beratba dan lahir rendah.
5)   Kelahiran dengan anemia.
6)   Dapat terjadi cacat bawaan.
7)   Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
8)   Intelegensia rendah.( Manuaba I.B.G, 2000, hal.31-32
e.  Pengaruh terhadap janin : kematian janin, kematian perinatal, prematur, cacat bawaan, cadangan Fe bayi kurang.
9.   Kebutuhan Fe ibu hamil
Fe merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu sebanyak 3-5gram di  dalam tubuh manusia dewasa. Fe sangat dibutuhkan oleh tenaga  kerja untuk menunjang aktifitas kerjanya. Di dalam tubuh Fe berperan sebagai alat angkut oksigen dari paru- paru ke jaringan, sebagai al at angkut elektron pada metabolisme energi, sebagai bagian dari en zim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat- obatan. Menurut Waryana (2010,p.53-54) factor-faktor yang mempengaruhi  absorpsi Fe yaitu :
a.   Bentuk Fe
Besi Hem yang merupakan bagian  dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi-nonhem yang berasal dari makanan nabati.
b.   Asam organik
Vitamin C dan asam sitrat sa ngat membantu penyerapan besi-nonhem dengan merubah bentuk feri menjadi fero.
c.   Asam fitat, asam oksalat dan tannin
            Ketiga jenis zat tersebut dapat mengikat Fe sehingga menghambat penyerapannya. Namun pengaruh negatif ini dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin C.

d.   Tingkat keasaman lambung
Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut besi.
e.   Kebutuhan tubuh
Jika tubuh kekurangan Fe atau kebutuhan meningkat maka penyerapannya juga akan meningka t. Maka ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi zat besi sebanya k 60-100mg/hari.(Nestle) Dosis suplementatif yang dianjurkan dalam satu hari adalah dua tablet (satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200µg asam folat). Pemberian sebanyak 30 gram zat besi tiga kali sehari akan meningkatkan kadar hemoglobin paling sedikit sebesar 0,3g/dl/minggu atau 10 hari. (Arisman,2004,p.26)
10.   Sumber Besi
Menurut Almatsier, (2001,p.255) Kandungan besi beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nilai Fe Tempe kacang kedelai murni  10,0 Biskuit  2,7 Kacang kedelai, kering  8,0  Jagung kuning, pipil lama  2,4 Kacang hijau  6,7 Roti putih  1,5 Kacang merah   5,0  Beras setengah giling  1,2 Kelapa tua, daging  2,0 Kentang  0,7 Udang segar  8,0 Daun kacang panjang  6,2 Hati sapi  6,6 Bayam  3,9 Daging sapi   2,8 Sawi  2,9 Telur bebek   2,8 Daun katuk  2,7 Telur ayam  2,7 Kangkung  2,5 Ikan segar  2,0 Daun singkong  2,0 Ayam  1,5 Pisang ambon  0,5 Gula kelapa   2,8 Keju  1,5
11. Pencegahan  dan penanganan anemia
a. pencegahan
1. Menurut Waryana (2010,p.56) pencegahan anemia adalah sebagai berikut:
a.   Istirahat yang cukup
b.   Makan-makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe, misalnya daun pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam, dan susu.
c.   Pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe) dan vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan, serta makan-makanan  yang bergizi 3x1 hari, dengan porsi 2 kali lipat lebih banyak.
2. Pencegahan Anemia Menurut Para Ahli
            Untuk mencegah terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit.

                  Untuk daerah dengan frekuensi anemia kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulphasferrosus  atau glukonat ferrosus 1 tablet sehari.Selain itu, wanita dinasihatkan pula untuk mengkonsumsi lebih banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan yang kaya zat besi antara lain kuning telur, ikan segar dan kering, hati, dagiung, kacang-kacangan dan sayuran hijau. Makanan yang kaya akan asam folat yaitu daun singkon, bayam, sawiijo, sedangkan makanan yang mengandung vitamin C adalah jeruk, tomat, mangga, papaya dan lain-lain.(Wiknjosastro H, 2006,).

b   Penanganan Anemia
1)      Anemia Ringan
Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari. (Arisman, 2004, hal.150-151).
2)      Anemia Sedang
 Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. (Arisman, 2004, 150).
3)     Anemia Berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak 1000 mg  (20 ml) intravena atau 2x10 ml intramuskuler. Transfuse darah kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko transfuse bagi ibu dan janin. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan hal 125)


BAB III
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI DENGAN ANEMIA SEDANG
PADA NY. S 31 TAHUN G2P1AO Ah1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 1 HARI
DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN
IDENTITAS
  Istri                                                                Suami
Nama                 : Ny. S                                                             : Tn. T
Umur                 : 31 tahun                                                         : 45 tahun
Suku / Bangsa    : Jawa / Indonesia                                          : Jawa / Indonesia
Agama               : Islam                                                              : Islam
Pendidikan         : SMP                                                              : SMP
Pekerjaan            : IRT                                                               : Buruh
Alamat                 : Toregan Tlogoadi                                        : Toregan Tlogoadi

I. DATA SUBJEKTIF (S)
1.      Alasan kunjungan     : ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2.      Keluhan utama          : ibu mengatakan lemas, pusing, kadang berkunang-kunang dan pinggang terasa sakit
3.      Riwayat Menstruasi
a)      Menarche                              : 13 tahun
b)        Siklus haid                           : 28 hari, teratur
c)        Lama                                    : 7-9 hari
d)       Banyaknya                          : 2-3 kali ganti pembalut / hari
e)        Sifat darah                           : cair disertai gumpalan
f)         Dismenorhea                        : tidak
g)       HPHT                                     : 18 Februari 2012
h)        HPL                                       : 25 November 2012
i)        Usia Kehamilan                        : 37 minggu 1 hari



4. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan menikah dengan 1 kali dengan suami sekarang, kurang lebih usia pernikahannya sudah 7 tahun secara syah.
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
No
Thn
Prts
Tmpt
Prts
Usia
Khmln
Jns Prts
Penolong
Penylit
JK
BB
PB
Ket
Laktasi
 Ket
1



Ags 2006
Bidan

 38 minggu +2 hari

Spontan

Bidan

Tdk Ada

L

3500 gr
49 cm
sht

1 tahun
ASI
Tidak ada keluhan

6. Riwayat Alat Kontrasepsi
      Ibu mengatakan sebelum ahamil ini menggunakan alat kontasepsinya suntik 3 bulan, oleh bidan dipuskesmas kurang lebih 6 tahun,lepas 1 tahun yang lalu karena ingin punya anak tidak ada keluhan.
7. Riwayat Kesehatan
1.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
a)  Jantung                                       : Tidak ada           
b)  Hipertensi                                   : Tidak ada
c)  Diabetes Melitus                         : Tidak ada
d)  Asma                                          : Tidak ada
e)  Hepar                                          : Tidak ada
f)  PMS dan HIV / AIDS                : Tidak ada
g) riwayat keturunan kembar           : Tidak ada
2.1 Riwayat Kesehatan Keluarga
a)      Jantung                                        : Tidak ada
b)      Hipertensi                                    : Tidak ada
c)       Diabetes Melitus                        : Tidak ada
d)       Asma                                         : Tidak ada
e)       Hepar                                          : Tidak ada          
f)       Riwayat keturunan kembar          : Tidak ada
3.1 Perilaku kesehatan
a)         Penggunaan alkohol / obat-obatan sejenisnya: tidak pernah
b)        Pengkonsumsian jamu                          : tidak pernah
c)         Merokok                                               : tidak pernah, suamipun tidak
d)        Pencucian vagina                                   : tidak pernah
8. Pola pemenuhan sehari-hari
a.       Nutrisi   
Makan
Sebelum hamil
Ketika hamil
Frekunsi
3x/ hari
2-3x/hari
Porsi
I piring sedang
1 piring sedang
Macam
Nasi, kadang sayur, lauk kadang buah
Nasi, lauk, kadang sayur dan kadang buah.
Keluhan
Ibu kurang suka sayur
Ibu kurang suka sayur

Minum
Sebelum hamil
Ketika hamil
Frekunsi
6-7x/hari
7-8x/hari
Porsi
1 gelas sedang
1 gelas sedang
Macam
Air putih, teh
Air putih, teh, kadang-kadang jus
Keluhan
-
-

b.      Eliminasi
-          BAB : 1x/hari, konsistensi lunak, warna khas feses, bau khas feses, tidak ada keluhan, tidak ada perbedaan sebelum dan ketika kehamilan.
-          BAK : 5-6x/ hari, konsistensi cair, warna kuning bening, bau khas urien, tidak ada keluhan ketika hamil frekunsi BAK 6-7x hari, dan tidak ada keluhan .
c.       Istirahat
-          Ibu mengatakan tidur 2 jam (kadang-kadang)  pada siang hari,6 jam pada malam hari,  dan Ibu merasa tidurnya sering terganggu tidur malamnya karena gerakan bayi dan seringnya BAK di malan hari


d.      Aktifitas
-           ibu melakukan pekerjaan rumah tangga biasa seperti mencuci, menyapu, memasak, dan selama kehamilan ibu dibantu suami mengurus pekerjaan rumah.
e.       Seksulitas
-          Tidak ada keluhan dalam seksualitas selama kehamilan ini namun intensitas berkurang 1-2x/minggu.
9. kebutuhan personal hyigene
           -     ibu mengatkan mandi 2x/ hari, gati baju 2x/ hari, ganti dalaman 3x/ hari, sikat gigi 3x/ hari, keramas 3x/ minggu, potong kuku 1x/minggu.
10. Riwayat psikososial spiritual
-          Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilan ini
-          Ibu, suami, dan keluarga menerima dan menanti kehamilan ini.
-          Ibu dan suami berhubungan baik dengan para tetanggga
-          Ibu dan suami taat beribadah.

II. DATA OBJEKTIF (O)
A. PEMERIKSAAN UMUM
1.   Keadaan umum            : Baik
2.      Kesadaran                    : Composmentis
3.      Keadaan emosional     : Stabil
4.      Tanda-tanda vital        :    TD       : 110 / 70 mmHg          R       : 24 x / menit
                                                    N        : 80 x / menit                 S      : 36,60C
5.      BB Sekarang        : 68 kg
BB Sebelum hamil         : 50 kg
TB                                  : 157 cm
6.      LILA                       : 25 cm







B.     PEMERIKSAAN FISIK
a)      Kepala                          : Kulit kepala    : Bersih, tidak ada ketombe
                                       : Rambut           : Berwarna hitam dan tidak rontok
b)      Muka                : Oedema          : tidak ada
                                       : Cloasma gravidarum   : tidak ada
c)      Mata                 : Konjungtiva              : agak pucat (anemis)
                                         Sklera                        : putih (anikterik)              
d)     Hidung              : Pengeluaran              : Tidak ada
                                         Polip                         : Tidak ada
e)      Telinga              :Simetris ,Pengeluaran    : Tidak ada
f)       Mulut                 : Stomatisis         : tidak ada 
                                         Lidah                   : bersih
                                        Gigi dan geraham : bersih, lengkap, tidak ada caries
g)      Leher                : Kelenjar thyroid                 : tidak ada pembesaran
                                         Kelenjar getah bening        : tidak ada pembesaran
                                         Bendungan vena jungularis: tidak ada pembesaran
h) Dada
               Jantung                      : Normal, bunyi lup-dup
               Paru-paru                  : Normal, tidak ada whezing dan ronchi
               Payudara                   : Pembesaran                : Ada
                                 : Hiperpigmentasi          : Ada,pada puting dan areola
                                 : Putting susu                 : Menonjol
                                 : Pengeluaran                 : Ada, colostrum
                                 : Benjolan                      : Tidak ada
                                 : Rasa nyeri                    : Tidak ada
i)   Punggung dan pinggang          : Posisi punggung          : Lordosis
                                                              : Nyeri ketuk                 : Tidak ada
j)  Abdomen                                  : Bekas luka operasi      : Tidak ada
                                                     : Pembesaran                  : Normal, sesuai usia                                                                                                             Kehamilan
                                                      : Tumor                        : Tidak ada
                                                      : Acites                         : Tidak ada
                                                      : Linea                          : Nigra
                                                     : Striae                           : Tidak ada
Pemeriksaan .Palpasi
    Leopold I             : Pada fundus teraba satu bagian yang lunak, kurang  bundar, dan tidak                   melenting yaitu bokong bayi.
                                                         TFU pertengahan pusat – posessus xiphoideus
Leopold II         : Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil
                                        janin . : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian yang besar,
                                        rata memanjang dari atas ke bawah kesimpulan yaitu punggung janin
  Leopold III      : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian yang  keras, bulat dan                      masih dapat digerakkan, kesimpulan kepala
  Leopold IV     : convergen , belum masuk panggul
                  TFU ( Mc Donald ) : 28 cm
                  TBJ ( Niswander)    :  (TFU – 12) x 155 gr
                                                    :  ( 2812)   x 155 gr
                                                                          :                  2480 gr            
2.Auskultasi
Punctum maximum               : 2 jari dibawah pusat perut ibu
DJJ                                        :    140 x / menit, teratur.

k) Ekstremitas
-          Atas                             : Oedema         : Tidak ada
                                    : Kemerahan     : Tidak ada
: Varices                       : Tidak ada
-          Bawah                          : Oedema         : Tidak ada
: Kemerahan                 : Ada
: Varices                       : Tidak ada
  Anogenital
Tidak dilakukan namun Ibu mengatakan tidak terdapat benjolan maupun pengeluaran seperti keputihan
  Refleks patella                       : (+) kanan dan kiri





D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah         : Urin                : Protein   urin          : (-)
                                             : Red urin                 : (-)
                    Hb                     8,8 gr %

III. ANALISA (A)
Diagnos                          Ny. S usia 31 tahun G2P1A0 hamil 37 minggu 1 hari dengan anemia sedang
Diagnosa Janin  : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala,punggung kananconvergen

IV. PENATALAKSAAN  (P)
1.      Memberikan penjelasan kepada ibu tentang kondisi kehamilannya bahwa keadaan ibu baik dan kondisi janinpun dalam keadaan sehat namun ibu mengalami anemia sedang sehingga Ibu sering mengalami pusing, kadang berkunang-kunang dan lemas, untuk itu ibu di harapkan tetap kontrol rutin.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan, ibu mengetahui tentang keadaan dirinya dan janin yang dikandungnya.

2.      Memberikan penjelasan pada Ibu mengenai anemia yaitu kondisi dimana sel darah merah menurun sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin berkurang serta penyebabnya yaitu : kebutuhan dan zat besi dan asam folat yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan darah ibu dan janinnya; penyakit tertentu seperti ginjal, jantung, pencernaan, DM; asupan gizi yang kurang ;cara mengolah makanan yang kurang tepat; kebiasaan pantangan makanan tertentu seperti ikan, sayuran, dan buah ; kebiasaan minum kopi, teh yang bersamaan dengan makan; kebiasaan minum obat penenang dan alkohol serta pengaruh anemia pada kehamilan, persalinan, maupun nifasnya seperti : keguguran, partus prematurus, IUFD, IUGR, cacat lahir,  inersia uteri, partus lama, perdarahan, BBLR, infeksi pada masa nifas agar ibu termotifasi untuk memperbaiki keadaannya sehingga anemianya dapat teratasi.
Ibu berjanji akan mematuhi segala anjuran yang dianjurkan oleh bidan untuk mengatasi anemianya tersebut.


3. Memberitahuan kepada ibu ketidaknyamanan pada kehamilan Trimester III yakni, sering kencing dan pinggang tersa sakit itu disebkan karena janin yang semnagkin membesar sehingga kandung kemih tertekan yang menyebabkan kapasitasnya sedikit, kemudian untuk yang panggung terasa sakit akibat dikarenakan kepala yang mulai menyusup memasuki panggul ibu.
      Ibu mengerti penjelasan bidan dan mersa lega karena keluhanya masih batas normal
4. Memberikan KIE kepada ibu untuk memperbanyak minum pada siang hari, agar pola istirahat pada malam hari tidak terganggu, dan utuk panggul kalau duduk diusahkan agar kakinya tidak menggantung, dan di usahakan duduk sila.
Ibu mengerti penjelasan  bidan akan berusaha mengikuti saran bidan
5. Memberikan kepada ibu tanda-tanda persalianan yakni apabila sudah keluar lendir darah, air ketubahan yang bau khas, baik merembes maupun spontan keluanya, kemudaian kontaksi yang sering dan teratur, apabila ibu menemukan tanda seperti yang diatas ibu segera ketempat pelayanan  kesehatan terdekat.
Ibu mengerti penjelasan bidan
6. Menyarankan kepada ibu untuk sudah menyipakan untuk persaliananya yakni, siapa penolongnya, dimana tempat persalianannya, 3 orang calon pendonor, biaya, kendaraan, pendamping persalinan.
Ibu mengerti.
4.        Menjelaskan akibat anemia bila tidak ditangani  dengan baik dapat menyebabkan keguguran, pendarahan, partus prematurus dan Iain-lain
Ibu mengerti.
5.        Memberitahukan kepada ibu tentang :
1.1  Tanda bahaya kehamilan
a.     Perdarahan
b.     Sakit kepala terus menerus
c.     Nyeri pada ulu hati
d.    Bengkak pada kaki, tangan dan wajah
e.     Demam tinggi
f.      Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang / tidak bergerak
1.2   Tanda persalinan
a.       Mules-mules yang semakin sering dan lama
b.      Keluar lendir bercampur darah
c.       Keluar cairan ketuban
Ibu mengerti dan bisa menyebutkannya kembali
6.        Memberitahukan asupan makanan bergizi yang baik dikonsumsi untuk
ibu hamil seperti : makan makanan dengan menu seimbang, yaitu lauk
pauk, sayur, buah-buahan dan susu.
Ibu mengerti.
7.        Menganjurkan ibu untuk minum Hemafort XX( 2x1) dan Vit. C (xx),(1x1) secara teratur : diminum dengan air putih, dan dihabiskan Anjurkan diminum pada malam hari sebelum
tidur.
 Ibu mengerti dan mau meminumnya.
8.        Menganjurkan ibu untuk tidak banyak melakukan akivitas yang dapat menyebabkan ibu lelah.
Ibu mengerti.
9.    Melakukukan kolaborasi dengan ahli Gizi di puskesmas Mlati II Sleman
         Ibu mendapatkan KIE dari ahli gizi
10.    Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang berikutnya yakni 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.
 Ibu akan kembali sesuai jadwal dan jika ada keluhan


















BAB IV
PEMBAHASAN

             Setelah penulis menelaah antara teori dengan kasus kejadian anemia sedang yang terjadi pada ibu hamil dengan penatalaksaan yang ada dilahan tidak ditemukan kesenjangan.
             Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar Hb normal adalah 12-16% dari sel darah merah, jumlah sel darah merah normal adalah 5juta/mm3 (Soebroto,2009,p.15).
Menurut Varney (2007,p.127) terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebab anemia seperti status ekonomi mempunyai efek, status ekonomi yang lebih rendah  menimbulkan angka nutrisi buruk yang lebih tinggi dan sehingga mengakaibatkan angka anemia defisiensi zat besi lebih tinggi.Kebutuhan ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin  plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3mg besi/  hari. (Saifuddin,2008,p.281).
 Klasifikasi anemia menurut depkes
Normal Hb 10, 5 gr%
Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%
Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%
Anemia Berat < 7,5 gr%.

            Dampak anemia pada ibu hamil , bisa berdampak pada kelahiran bayinya, yakni BBLR, lahir prematur, pada ibu perdarahan, mengganggu kontraksi primer. Untuk itu dilakukan memeriksaan rutin ANC yang diprogramkan oleh pemerintah TM I; Ix ,; TM II : 2x ; TM III : 2x serta cek Hb pada TM I dan TM III.








BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
            Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil ditemukan bahwa ibu mengalami anemia ringan dengan tanda-tanda ibu lemas, sering pusinh, konjungtiva agak pucat, serta setelah dilakukan pemeriksaan lab ditemukan Hb 8,8 gr % dengan arti ibu terdiagnosa anemia ringan, dengan ibu bidan melakukan KIE agar ibu mau mengkonsumsi sayur mayur, buah dan susu, serta melakukan kolaborasi dengan ahli gizi.

B. Saran
            Untuk pelaksaan ada kemungkin untuk bia melakukan KIE sebelum hamil tentnag begitu pentingnya kadar Hb pada ibu hamil, serta bai klien agar dapat aktif membaca, bertanya atau membuka media elektronik untuk mengetahui tanda bahaya kadar Hb yang kurang, agar para kita bersama-sama menurunkan AKI dan AKB .













DAFTAR PUSTAKA
         Varney H, 2006, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta : EGC
         Prawirihardjo,Sarwono,Prof,Dr,DSOG, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta,1997
          Wasnidar, 2007, Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan Penatalaksanaan, Jakarta : Trans Info Media
         Manuaba IBG, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta : EGC
         http://ayurai.wordpress.com/2009/04/05/anemia-dalam-kehamilan/ 15/11/2012 jam 22.25 WIB.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar