BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pelayanan kesehatan
maternal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan (Saifuddin,
2009). Namun, berdasarkan penelitian WHO, selama tahun 2005 terdapat 536.000
wanita yang meninggal disebabkan komplikasi kehamilan dan persalinan, maka
didapatkan 400 ibu yang meninggal setiap 100.000 kelahiran hidup dari seluruh
kematian maternal di dunia (Depkes, 2008: 146).
Berdasarkan SDKI survei terakhir
tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007).
Di Indonesia, angka kematian ibu
melahirkan (MMR/Maternal Mortality Ratio)
menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2007 (Bappenas, 2010: 12).
Namun, jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi diantara
negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Depkes RI tahun 2005 jika dibandingkan AKI Singapura adalah 6 per 100.000 kelahiran
hidup, AKI Malaysia mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan AKI
Vietnam sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000 kelahiran
hidup, dan Indonesia sendiri jumlah AKI yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2007 (Mulyani, 2010: 1)
Demikian pula AKB, khususnya angka kematian bayi baru lahir, AKB Indonesia
masih berada dibawah dibandingkan negara ASEAN lainnya, yaitu Singapura 3 per
1.000, Brunei Darussalam 8 per 1000, Malaysia 10 per 1.000, Vietnam 18 per
1.000,Thailand 20 per 1.000, dan Indonesia sendiri yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup (Mulyani, 2010: 1).
Salah satu
tujuan pembangunan millennium (Millennium Development Goals / MDGs) adalah
menurunkan AKI sebanyak tiga perempat dari angka nasional pada tahun 2015.
Selain itu, kesepakatan global Millennium
Development Goals (MDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sedangkan untuk AKB adalah 23/100.000. Upaya penurunan AKI harus
difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat
persalinan dan segera setelah persalinan. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari 90% kematian ibu disebabkan
komplikasi obstetri, yang sering tak dapat diramalkan pada saat kehamilan.
Kebanyakan komplikasi itu terjadi pada saat atau sekitar persalinan (Saifuddin,
2009: 6).
Penyebab
langsung kematian ibu biasanya terkait erat dengan kondisi kesehatan ibu
sejak proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Sedangkan penyebab
tidak langsung lebih terkait dengan kondisi sosial, ekonomi, geografi, serta
perilaku budaya masyarakat yang terangkum dalam 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu
muda, terlalu banyak, terlalu sering/rapat) dan 3 Terlambat (terlambat
mengambil keputusan, terlambat membawa, dan terlambat mendapat pelayanan)
(Depkes, 2008: 140).
Penyebab
langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah
perdarahan, infeksi, eklampsia (Saifuddin, 2009 : 6). Berdasarkan laporan rutin
PWS tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu dari 228 per 100.000 yaitu
perdarahan sekitar 84 kasus (39%), eklampsia sekitar 49 kasus (20%), infeksi 21
kasus (7%) dan lain-lain 71 kasus (33%) per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2008).
Selain itu, keadaan ibu sejak
pra-hamil dapat berpengaruh terhadap kehamilannya. Penyebab tak langsung
kematian ibu ini antara lain adalah anemia (Saifuddin, 2009 : 6).
Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan
anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan. Berdasarkan
profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data bahwa cakupan pelayanan K4
meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun 2008), namun cakupan
pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% (tahun 2007) menjadi
48,14% (tahun 2008) (Depkes, 2008).
Simanjuntak mengemukakan
bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan
gizi dan pada pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan karena
kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara
teratur dan peningkatan gizi (Manuaba, 2010: 238)
Anemia pada kehamilan
merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial
ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya
manusia. Anemia kehamilan disebut “potential
danger to mother and child”, karena itulah anemia memerlukan perhatian
serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2010:
237).
Menurut
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 - 2003, pada skala
nasional propinsi D.I Yogyakarta mencapai 23 per 1.000 kelahiran hidup
(terendah). Sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada bayi umur dibawah 1
bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat lahir rendah (BBLR) (Depke s RI, 2003a).
Persentase ibu hamil yang mengalami
Anemia Gizi Besi (AGB) di Kota Yogyakarta dari tahun 2002 sampai dengan
tahun 2006 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
No
|
Tahun
|
||||
2002
|
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
|
1
|
26.79
|
21.14
|
21.95
|
21.07
|
22.49
|
Grafik II.9. Persentase Ibu Hamil
yang Anemia Gizi Besi (AGB)
Anemia Gizi
Besi di Kota
Yogyakarta terus mengalami penurunan, hal ini cukup menggembirakan
tentunya dengan adanya program
pemberian tablet Fe 90 pada
ibu hamil. Program pendampingan minum tablet Fe pada
tahun 2005, sangat membantu mengurangi
kejadian anemia terutama
pada kelompok ibu
hamil yang merupakan kelompok rawan, namun di tahun 2006 terjadi kenaikan
yang segnifikan.
Dari grafik di atas kabupaten sleman angka
kejadian dari tahun ketahun terjadi penurunan, dari tahun 2008,2009 sampai
2010.
Di puskesmas Mlati II dari 35 pasien
ANC yang pemeriksaakan kehalian pada bulan novenber ada 3-5 yang mengalami
anemia, mulai dari anemia ringan sampai sedang.
B. Ruang
Lingkup
Dalam laporan kasus asuhan kebidanan ini penulis hanya membahas asuhan kebidanan pada Ny. S dengan diagnosa Anemia Sedang yang
dilakukan di ruang KIA Puskesmas Mlati II
Sleman.
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Setelah membuat asuhan kebidanan,
diharapkan mahasiswa dapat mengerti serta mampu membuat asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan anemia sedang.
2. Tujuan
Khusus
Adapun tujuan khusus dalam
pengkajian asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia ini adalah agar mahasiswa mampu :
a.
Melakukan pengkajian data subyektif atau obyektif pada ibu hamil dengan anemia
sedang
b. Mengidentifikasi
diagnosa dan masalah
c. Mengidentifikasi
masalah potensial
d.
Mengidentifikasi kebutuhan yang harus dipenuhi
e. Membuat
rencana tindakan
f. Melaksanakan
tindakan
g. Melaksanakan
evaluasi dan hasil tindakakan
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
- Mahasiswa dapat
mengetahui konsep ibu hamil dengan anemia sedang
- Mahasiswa dapat
mengetahui tanda-tanda ibu hamil dengan anemia sedang
- Mahasiswa dapat
menegtahui penatalakasanaan serta evaluasi pada ibu hamil dengan anemia sedang.
2.
Bagi
Institusi
Institusi
dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa akademi kebidanan STIKES ‘Aisyayah
Yogyakarta mampu membuat asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan anemia sedang.
3. Bagi
Lahan Praktek
Puskesmas Mlati II Sleman dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang
komprehensif pada ibu hamil dengan anemia sedang, agar dapat menurunkan AKI dan
AKB.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
1.
Pengertian
Anemia
adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar Hb normal adalah 12-16%
dari sel darah merah, jumlah sel darah merah normal adalah 5juta/mm3
(Soebroto,2009,p.15). Seseorang dikatakan menderita anemia apabila kadar
hemoglobin dalam darah kurang dari 12g/ 100ml.(Hudono,2007,p.448). Anemia
didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan
konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi
darah.
Definisi
anemia yang diterima secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100
mililiter (12gram/desiliter) untuk wanita tidak hamil dan kurang dari 10,0gram
per 100 mililiter (10gram/desiliter) untuk wanita hamil (Varney,H.,2007,p.623). Anemia pada wanita hamil jika kadar
hemoglobin atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut
anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis. Jumlah
hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah
35,00-45,00% (Mellyna, 2005). Anemia dalam kandungan ialah kondisi ibu dengan
kadar Hb < 11,00 gr%. Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr%
pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil
karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2002). Wanita hamil atau dalam masa nifas
dinyatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 10g/dl. Anemia
dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin kurang dari
11g/dl selama masa kehamilan pada
trimester I dan ke 3 dan kurang dari 10g/ dl selama masa postpartum dan
trimester 2. Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang
membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan
resiko terjadinya perdarahan perdarahan postpartum. Bila anemia terjadi sejak
awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur.
(Proverawati,2009,p.76)
2.
Penyebab Anemia
Anemia
pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi mencapai kurang lebih 95%. Terjadinya
peningkatan volume darah mengakibatkan hemodilusi atau pengenceran darah
sehingga kadar Hb mengalami penurunan dan terjadi anemia.
(Varney,H.,2007,p.623). Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara
fisiologis dalam kehamilan untuk meringankan beban jantung yang harus bekerja
lebih berat dalam masa hamil. (Hudono, 2007,p.448) Kebanyakan anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak
jarang keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama kehamilan adalah 800
mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin
plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu
membutuhkan tambahan sekitar 2-3mg besi/
hari. (Saifuddin,2008,p.281).
Menurut penelitian Mei Hawa (2010) bahwa salah
satu penyebab anemia adalah jarak kehamilan <2 tahun mencapai 21 orang
(70,0%). Menurut Varney (2007,p.127) terdapat sejumlah faktor yang menjadi
penyebab anemia seperti status ekonomi mempunyai efek, status ekonomi yang
lebih rendah menimbulkan angka nutrisi
buruk yang lebih tinggi dan sehingga mengakaibatkan angka anemia defisiensi zat
besi lebih tinggi. Ras juga mema minkan peranan sebagai contoh rata-rata orang
kulit hitam kadar hemoglobinnya lebih rendah daripada orang kulit putih tanpa
memperhatikan tingkat sosio-ekonomi. Menurut arisman (2004,p.150-152) wanita
hamil yang berusia <20 tahun atau >35 tahun, paritas tinggi, dan berpendidikan rendah umumnya
tidak pernah mengenal tablet besi selama hamil. Dipandang dari segi
sosio-ekonomi wanita hamil yang tidak pernah memeriksakan kehamilan atau
memeriksakan diri ke dukun (diasumsikan sebagai miskin), 90% diantara mereka
tidak pernah menelan tablet besi, sementara mereka yang mampu ANC (Antenatal
Care) di dokter swasta justru memperoleh lebih dari 90 butir tablet besi.
Faktor pendidikan juga berpengaruh saat pemberian tablet besi.
Efek samping dari tablet besi yang dapat
mengganggu seperti mual muntah sehingga orang cenderung menolak tablet ya ng
diberikan. Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka
bahwa selama kehamilan mereka memerlukan tamb ahan zat besi. Agar mengerti,
wanita hamil harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya bahaya yang mungkin
terjadi akibat anemia , dan salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat
besi. Penyebabnya antara lain makanan yang kurang bergizi, gangguan pencernaan
dan mal absorpsi, kurangnya zat besi dalam makanan (kurang zat besi dalam
diit), ke butuhan zat besi yang meningkat, kehilangan darah banyak seperti
persalinan yang lalu, haid, penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing
usus,malaria.(Proverawati,2009,p.76)
3. Patofisiologi Anemia
Anemia lebih sering ditemukan
dalam kehamilan karena keperluan akan zat-zat makanan makin bertambah dan
terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Volume darah
bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia.
Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma,
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan tersebut
berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan
dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat meringankan beban kerja jantung yang harus
bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh peningkatan cardiac output akibat hipervolemia. Kerja
jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer
berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu
persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan
apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai
sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32
dan 36 minggu. (Wiknjosastro H, 2006, hal.448)
4. Klasifikasi
anemia kehamilan
Secara
umum menurut Provera wati (2009,p.77-78) anemia dalam kehamilan
diklasifikasikan menjadi:
a. Anemia defisiensi besi sebanyak 62,3%
Anemia
defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
dara h. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk
wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan
diagnosis anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil
anamnese didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada
hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan metode sahli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I dan III. Anemia Megaloblastik sebanyak 29%. Anemia ini disebabkan
karena defisiensi asam folat (pteryglutamic acid) dan defisiensi vitamin B 12
(cyanocobalamin) walaupun jarang. Menurut Hudono (2007,p.455-456) tablet asam
folat diberikan dalam dosis 15-30 mg,
apabila disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100-1000 mikrogram
sehari, baik per os maupun parenteral.
b. Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak 8%
Anemia
disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah
baru.
c. Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%
Anemia
disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil dengan anemia paling banyak
disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe)
serta asam folat dan viamin B 12. Pemberian makanan atau diet pada ibu
hamil dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan makanan yang banyak
mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12.
1) Menurut Depkes
a. Normal > 10,5 gr%.
b. Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%.
c. Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%.
d. Anemia Berat< 7,5 gr%.
2)
Menurut WHO yang dikutip dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, 2000, hal.30 yang dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Sahli yaitu :
1. Hb 11 gr% tidak anemia.
2. Hb 9 – 10 gr% anemia ringan
3. Hb 7 – 8 gr% anemia sedang.
4. Hb< 7 gr% anemia berat.
5. Tanda
dan Gejala anemia pada ibu hamil
Menurut
Proverawati (2009,p.78) bahwa tanda dan gejala ibu hamil dengan anemia adalah
keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal
(perlu dicurigai anemia defisiensi), mengalami malnutrisi, cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka , nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Tanda dan gejala anemia pada kehamilan
menurut
Varney,H.,(2007,p.623)
adalah :
a. Letih, sering mengantuk, malas
b. Pusing, lemah
c. Nyeri kepala
d. Luka pada lidah
e. Kulit pucat
f. Membran mukosa pucat (misalnya konjungtiva)
g. Bantalan kuku pucat
h. Tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah
Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing,
cepat lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang
terutama bila bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada
konjungtiva (http://www.sinarharapan.com, akses 19 April 2010).
6. Diagnosis
anemia pada kehamilan
a. Anamnese
Dengan anamnese akan didapatkan
keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual
muntah lebih berat pada hamil muda. (Manuaba I.B.G, hal.30).
b. Pemeriksaan Fisik
Keluhan lemah, kulit pucat,
sementara tensi masih dalam batas normal, pucat pada membrane mukosa, dan konjungtiva
oleh karena kurangnya sel darah merah pada pembuluh darah kapiler serta pucat pada
kuku dan jaritan gan(Saifuddin A.B, 2006, hal.282).
c. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan dan pengawasan Hb
untuk menentukan derajat anemia dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli.
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan terutama pada
trimester satu dan trimester tiga.(Manuaba I.B.G, 1998, hal.30).
Menurut
Manuaba (2010,p.239) bahwa pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat cyanmet. Hasil pemeriksaan Hb dengan Cyanmet
dapat digolongkan sebagai
berikut:
a. Hb 11gr%
: tidak anemia
b. Hb 9-10gr%
: anemia ringan
c. Hb 7-8gr%
: anemia sedang
d. Hb <7gr%
: anemia berat
7.
Tingkatan Anemia
Menurut
Soebroto (2009,p.59-60) tingkatan anemia adalah sebagai berikut:
a. Stadium 1
Kehilangan
zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh,
terutama di sum-sum tulang. Kadar ferritin
(protein yang menampung zat be si) dalam darah berkurang secara
progresif.
b. Stadium 2
Cadangan
zat besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan
sel darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih
sedikit.
c. Stadium 3
Mulai
terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal, tetapi
jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglobin dan hematokrit menurun.
d. Stadium 4
Sum-sum
tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan mempercepat
pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil
(mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
e. Stadium 5
Dengan
semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan timbul
gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia
semakin memburuk.
8. Akibat
anemia pada kehamilan
Menurut Proverawati (2009,p.78) akib
at yang akan terjadi pada anemia kehamilan adalah :
a. Hamil muda (trimester pertama):
abortus, missed abortion, dan kelainan
kongenital
b.
Trimester kedua : persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan
janin dalam rahim, asphyxia intrauterine sampai kematian, berat badan lahir
rendah (BBLR) , gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensatio
kordis kematian ibu.
d.
Saat inpartu : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia,
persalinan dengan tindakan tinggi, ibu
cepat lelah, gangguan perjalanan persalinan
perlu tindakan operatif. Menurut Purwitasari (2009,p.81-82) pengaruh
anemia dalam kehamilan :
e. Pengaruh pada ibu hamil baik dalam masa
kehamilan, persalinan dan pasca persalinan : abortus, partus premature, partus lama, perdarahan
post partus, infeksi, anemia, dll.
Adapun Pengaruh Anemia
pada Kehamilan oleh reverensi lain adalah
Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan
a. Bahaya selama kehamilan
1) Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi
kliniknya.
2) Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis.
3) Menimbulkan plasenta previa.
4) Dapat menimbulkan solusio plasenta.
b. Bahaya terhadap
persalinan
1) Persalinan berlangsung lama.
2) Sering terjadi fetal distress.
3) Persalinan dengan tindakan operasi.
4) Terjadi emboli air ketuban.
c.
Bahaya selama post partum
1) Terjadi perdarahan post partum.
2) Mudah terjadi infeksi puerperium.
3) Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest.
4) Sub infolusi uteri.
5) Bayi lahir dengan anemia. (Manuaba I.B.G,2000, hal.30-32)
d.
Bahaya terhadap janin
1) Abortus.
2) Terjadi kematian intra uterin.
3) Persalinan prematureitas tinggi.
4) Beratba dan lahir rendah.
5) Kelahiran dengan anemia.
6) Dapat terjadi cacat bawaan.
7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
8) Intelegensia rendah.( Manuaba I.B.G, 2000, hal.31-32
e.
Pengaruh terhadap janin : kematian janin, kematian perinatal, prematur,
cacat bawaan, cadangan Fe bayi kurang.
9. Kebutuhan
Fe ibu hamil
Fe
merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu sebanyak
3-5gram di dalam tubuh manusia dewasa. Fe
sangat dibutuhkan oleh tenaga kerja
untuk menunjang aktifitas kerjanya. Di dalam tubuh Fe berperan sebagai alat
angkut oksigen dari paru- paru ke jaringan, sebagai al at angkut elektron pada
metabolisme energi, sebagai bagian dari en zim pembentuk kekebalan tubuh dan
sebagai pelarut obat- obatan. Menurut Waryana (2010,p.53-54) factor-faktor yang
mempengaruhi absorpsi Fe yaitu :
a. Bentuk Fe
Besi
Hem yang merupakan bagian dari
hemoglobin dan mioglobin yang terdapat dalam daging hewan dapat diserap dua
kali lipat daripada besi-nonhem yang berasal dari makanan nabati.
b. Asam organik
Vitamin
C dan asam sitrat sa ngat membantu penyerapan besi-nonhem dengan merubah bentuk
feri menjadi fero.
c. Asam fitat, asam oksalat dan tannin
Ketiga jenis zat tersebut dapat
mengikat Fe sehingga menghambat penyerapannya. Namun pengaruh negatif ini dapat
dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin C.
d. Tingkat keasaman lambung
Keasaman
lambung dapat meningkatkan daya larut besi.
e. Kebutuhan tubuh
Jika
tubuh kekurangan Fe atau kebutuhan meningkat maka penyerapannya juga akan
meningka t. Maka ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi zat besi sebanya k
60-100mg/hari.(Nestle) Dosis suplementatif yang dianjurkan dalam satu hari
adalah dua tablet (satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200µg asam folat).
Pemberian sebanyak 30 gram zat besi tiga kali sehari akan meningkatkan kadar
hemoglobin paling sedikit sebesar 0,3g/dl/minggu atau 10 hari.
(Arisman,2004,p.26)
10. Sumber Besi
Menurut
Almatsier, (2001,p.255) Kandungan besi beberapa bahan makanan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Nilai
Fe Tempe kacang kedelai murni 10,0
Biskuit 2,7 Kacang kedelai, kering 8,0
Jagung kuning, pipil lama 2,4
Kacang hijau 6,7 Roti putih 1,5 Kacang merah 5,0
Beras setengah giling 1,2 Kelapa
tua, daging 2,0 Kentang 0,7 Udang segar 8,0 Daun kacang panjang 6,2 Hati sapi
6,6 Bayam 3,9 Daging sapi 2,8 Sawi
2,9 Telur bebek 2,8 Daun
katuk 2,7 Telur ayam 2,7 Kangkung
2,5 Ikan segar 2,0 Daun
singkong 2,0 Ayam 1,5 Pisang ambon 0,5 Gula kelapa 2,8 Keju
1,5
11. Pencegahan dan penanganan anemia
a. pencegahan
1.
Menurut Waryana (2010,p.56) pencegahan anemia adalah sebagai berikut:
a. Istirahat yang cukup
b. Makan-makanan yang bergizi dan banyak mengandung
Fe, misalnya daun pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam, dan susu.
c. Pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan
kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe) dan
vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan, serta makan-makanan yang bergizi 3x1 hari, dengan porsi 2 kali
lipat lebih banyak.
2. Pencegahan Anemia
Menurut Para Ahli
Untuk mencegah terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum
hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan
kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga
diketahui adanya infeksi parasit.
Untuk daerah dengan frekuensi anemia kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap
wanita hamil diberi sulphasferrosus atau
glukonat ferrosus 1 tablet sehari.Selain itu, wanita dinasihatkan pula untuk mengkonsumsi
lebih banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan yang kaya zat besi antara
lain kuning telur, ikan segar dan kering, hati, dagiung, kacang-kacangan dan sayuran
hijau. Makanan yang kaya akan asam folat yaitu daun singkon, bayam, sawiijo,
sedangkan makanan yang mengandung vitamin C adalah jeruk, tomat, mangga, papaya
dan lain-lain.(Wiknjosastro H, 2006,).
b. Penanganan Anemia
1) Anemia Ringan
Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu
diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 400 mg asam folat peroral sekali
sehari. (Arisman, 2004, hal.150-151).
2) Anemia Sedang
Pengobatannya dengan kombinasi 120
mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. (Arisman, 2004, 150).
3) Anemia Berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero
dextrin sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2x10 ml intramuskuler. Transfuse darah kehamilan lanjut dapat diberikan
walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko transfuse bagi ibu dan janin.
(Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan hal 125)
BAB III
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI DENGAN ANEMIA
SEDANG
PADA NY. S 31 TAHUN G2P1AO Ah1 UMUR KEHAMILAN 37
MINGGU 1 HARI
DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN
IDENTITAS
Istri
Suami
Nama
: Ny.
S
: Tn. T
Umur : 31
tahun : 45 tahun
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia : Jawa / Indonesia
Agama :
Islam : Islam
Pendidikan :
SMP : SMP
Pekerjaan :
IRT : Buruh
Alamat : Toregan Tlogoadi : Toregan Tlogoadi
I. DATA
SUBJEKTIF (S)
1.
Alasan
kunjungan : ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya
2.
Keluhan
utama : ibu mengatakan lemas,
pusing, kadang berkunang-kunang dan pinggang terasa sakit
3.
Riwayat Menstruasi
a)
Menarche : 13 tahun
b)
Siklus
haid : 28 hari, teratur
c)
Lama : 7-9 hari
e)
Sifat
darah : cair disertai gumpalan
f)
Dismenorhea : tidak
g)
HPHT : 18 Februari 2012
h)
HPL
: 25 November 2012
i)
Usia
Kehamilan : 37 minggu 1 hari
4. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan menikah dengan 1 kali dengan suami sekarang,
kurang lebih usia pernikahannya sudah 7 tahun secara syah.
5. Riwayat
Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
No
|
Thn
Prts
|
Tmpt
Prts
|
Usia
Khmln
|
Jns Prts
|
Penolong
|
Penylit
|
JK
|
BB
|
PB
|
Ket
|
Laktasi
|
Ket
|
1
|
Ags 2006
|
Bidan
|
38 minggu +2
hari
|
Spontan
|
Bidan
|
Tdk Ada
|
L
|
3500 gr
|
49 cm
|
sht
|
1
tahun
ASI
|
Tidak
ada keluhan
|
6. Riwayat Alat Kontrasepsi
Ibu
mengatakan sebelum ahamil ini menggunakan alat kontasepsinya suntik 3 bulan,
oleh bidan dipuskesmas kurang lebih 6 tahun,lepas 1 tahun yang lalu karena
ingin punya anak tidak ada keluhan.
7. Riwayat Kesehatan
1.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
a)
Jantung : Tidak ada
b)
Hipertensi
: Tidak ada
c) Diabetes
Melitus
: Tidak ada
d)
Asma
: Tidak ada
e) Hepar
: Tidak ada
f) PMS dan HIV /
AIDS : Tidak ada
g) riwayat keturunan kembar : Tidak
ada
2.1 Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Jantung
: Tidak ada
b) Hipertensi : Tidak ada
c) Diabetes
Melitus : Tidak ada
d) Asma
: Tidak ada
e) Hepar
: Tidak ada
f) Riwayat
keturunan kembar : Tidak ada
3.1 Perilaku kesehatan
a)
Penggunaan
alkohol / obat-obatan sejenisnya: tidak pernah
b)
Pengkonsumsian
jamu
: tidak pernah
c)
Merokok
: tidak pernah, suamipun tidak
8. Pola pemenuhan sehari-hari
a.
Nutrisi
Makan
|
Sebelum hamil
|
Ketika hamil
|
Frekunsi
|
3x/ hari
|
2-3x/hari
|
Porsi
|
I piring sedang
|
1 piring sedang
|
Macam
|
Nasi, kadang sayur, lauk kadang buah
|
Nasi, lauk, kadang sayur dan kadang buah.
|
Keluhan
|
Ibu kurang suka sayur
|
Ibu kurang suka sayur
|
Minum
|
Sebelum hamil
|
Ketika hamil
|
Frekunsi
|
6-7x/hari
|
7-8x/hari
|
Porsi
|
1 gelas sedang
|
1 gelas sedang
|
Macam
|
Air putih, teh
|
Air putih, teh, kadang-kadang jus
|
Keluhan
|
-
|
-
|
b.
Eliminasi
-
BAB : 1x/hari, konsistensi lunak, warna khas feses, bau
khas feses, tidak ada keluhan, tidak ada perbedaan sebelum dan ketika
kehamilan.
-
BAK : 5-6x/ hari, konsistensi cair, warna kuning
bening, bau khas urien, tidak ada keluhan ketika hamil frekunsi BAK 6-7x hari,
dan tidak ada keluhan .
c.
Istirahat
-
Ibu mengatakan tidur 2 jam
(kadang-kadang) pada siang hari,6 jam pada
malam hari, dan Ibu merasa tidurnya sering terganggu tidur malamnya karena gerakan bayi
dan seringnya BAK di malan hari
d.
Aktifitas
-
ibu melakukan pekerjaan rumah tangga biasa seperti mencuci, menyapu, memasak, dan selama kehamilan ibu dibantu
suami mengurus pekerjaan rumah.
e.
Seksulitas
-
Tidak ada
keluhan dalam seksualitas selama kehamilan ini namun intensitas berkurang
1-2x/minggu.
9. kebutuhan personal hyigene
- ibu mengatkan mandi 2x/
hari, gati baju 2x/ hari, ganti dalaman 3x/ hari, sikat gigi 3x/ hari, keramas
3x/ minggu, potong kuku 1x/minggu.
10. Riwayat psikososial spiritual
-
Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilan ini
-
Ibu, suami, dan keluarga menerima dan menanti
kehamilan ini.
-
Ibu dan suami berhubungan baik dengan para tetanggga
-
Ibu dan suami taat beribadah.
II. DATA OBJEKTIF (O)
A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan
umum : Baik
2.
Kesadaran
: Composmentis
3. Keadaan
emosional : Stabil
4. Tanda-tanda
vital : TD : 110 / 70
mmHg
R : 24 x / menit
N : 80 x /
menit
S : 36,60C
5. BB
Sekarang : 68 kg
BB Sebelum hamil : 50 kg
TB
: 157 cm
6. LILA
: 25 cm
B. PEMERIKSAAN FISIK
a)
Kepala : Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe
: Rambut :
Berwarna hitam dan tidak rontok
b)
Muka
: Oedema : tidak ada
: Cloasma gravidarum : tidak ada
c)
Mata : Konjungtiva : agak pucat (anemis)
Sklera : putih (anikterik)
d)
Hidung
: Pengeluaran : Tidak ada
Polip : Tidak ada
e)
Telinga
:Simetris ,Pengeluaran : Tidak ada
f)
Mulut
: Stomatisis : tidak ada
Lidah : bersih
Gigi dan geraham : bersih, lengkap,
tidak ada caries
g)
Leher :
Kelenjar thyroid
: tidak ada pembesaran
Kelenjar getah
bening : tidak ada pembesaran
Bendungan vena
jungularis: tidak ada pembesaran
h) Dada
Jantung
: Normal,
bunyi lup-dup
Paru-paru
: Normal, tidak ada whezing dan ronchi
Payudara
:
Pembesaran
: Ada
: Hiperpigmentasi :
Ada,pada puting dan
areola
: Pengeluaran
: Ada, colostrum
: Benjolan
: Tidak ada
: Rasa
nyeri
: Tidak ada
i) Punggung dan
pinggang : Posisi punggung :
Lordosis
: Nyeri ketuk : Tidak ada
j) Abdomen : Bekas luka
operasi : Tidak ada
: Pembesaran
:
Normal, sesuai usia Kehamilan
:
Tumor
: Tidak ada
:
Acites
: Tidak ada
:
Linea
: Nigra
:
Striae
: Tidak ada
Pemeriksaan .Palpasi
Leopold
I : Pada fundus
teraba satu bagian yang lunak, kurang bundar,
dan tidak melenting yaitu bokong bayi.
TFU pertengahan pusat – posessus xiphoideus
Leopold II :
Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil
janin . : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian yang besar,
rata memanjang dari atas ke bawah kesimpulan yaitu punggung janin
Leopold III : Pada
bagian bawah perut ibu teraba satu bagian yang keras, bulat dan masih
dapat digerakkan, kesimpulan kepala
Leopold IV : convergen ,
belum masuk panggul
TFU ( Mc Donald ) : 28 cm
TBJ ( Niswander) : (TFU – 12) x 155 gr
: ( 28 – 12) x 155 gr
:
2480 gr
2.Auskultasi
Punctum maximum : 2 jari
dibawah pusat perut ibu
DJJ
: 140 x / menit, teratur.
k) Ekstremitas
-
Atas
: Oedema : Tidak ada
: Kemerahan : Tidak ada
:
Varices : Tidak ada
-
Bawah
: Oedema : Tidak ada
:
Kemerahan
: Ada
:
Varices : Tidak ada
Anogenital
Tidak dilakukan namun Ibu mengatakan tidak terdapat benjolan maupun
pengeluaran seperti keputihan
Refleks patella
: (+) kanan dan kiri
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
: Red urin : (-)
Hb
:
8,8 gr %
III. ANALISA (A)
Diagnos
Ny. S usia 31 tahun G2P1A0 hamil 37 minggu 1 hari dengan anemia sedang
Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi
kepala,punggung kananconvergen
IV. PENATALAKSAAN (P)
1.
Memberikan penjelasan kepada ibu tentang kondisi kehamilannya bahwa keadaan ibu
baik dan kondisi janinpun dalam keadaan sehat namun ibu mengalami anemia sedang sehingga Ibu sering mengalami pusing, kadang berkunang-kunang dan lemas,
untuk itu ibu di harapkan tetap kontrol rutin.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan, ibu mengetahui tentang
keadaan dirinya dan janin yang dikandungnya.
2.
Memberikan penjelasan pada Ibu mengenai anemia yaitu kondisi dimana sel darah
merah menurun sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan
organ-organ vital pada ibu dan janin berkurang serta penyebabnya yaitu :
kebutuhan dan zat besi dan asam folat yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan
darah ibu dan janinnya; penyakit tertentu seperti ginjal, jantung, pencernaan,
DM; asupan gizi yang kurang ;cara mengolah makanan yang kurang tepat; kebiasaan
pantangan makanan tertentu seperti ikan, sayuran, dan buah ; kebiasaan minum
kopi, teh yang bersamaan dengan makan; kebiasaan minum obat penenang dan
alkohol serta pengaruh anemia pada kehamilan, persalinan, maupun nifasnya
seperti : keguguran, partus prematurus, IUFD, IUGR, cacat lahir, inersia
uteri, partus lama, perdarahan, BBLR, infeksi pada masa nifas agar ibu
termotifasi untuk memperbaiki keadaannya sehingga anemianya dapat teratasi.
Ibu berjanji akan mematuhi segala anjuran yang dianjurkan oleh bidan untuk
mengatasi anemianya tersebut.
3. Memberitahuan kepada ibu ketidaknyamanan pada
kehamilan Trimester III yakni, sering kencing dan pinggang tersa sakit itu
disebkan karena janin yang semnagkin membesar sehingga kandung kemih tertekan
yang menyebabkan kapasitasnya sedikit, kemudian untuk yang panggung terasa
sakit akibat dikarenakan kepala yang mulai menyusup memasuki panggul ibu.
Ibu mengerti
penjelasan bidan dan mersa lega karena keluhanya masih batas normal
4. Memberikan KIE kepada ibu untuk memperbanyak minum
pada siang hari, agar pola istirahat pada malam hari tidak terganggu, dan utuk
panggul kalau duduk diusahkan agar kakinya tidak menggantung, dan di usahakan
duduk sila.
Ibu mengerti penjelasan bidan akan berusaha mengikuti saran bidan
5. Memberikan kepada ibu tanda-tanda persalianan yakni
apabila sudah keluar lendir darah, air ketubahan yang bau khas, baik merembes
maupun spontan keluanya, kemudaian kontaksi yang sering dan teratur, apabila
ibu menemukan tanda seperti yang diatas ibu segera ketempat pelayanan kesehatan terdekat.
Ibu mengerti penjelasan bidan
6. Menyarankan kepada ibu untuk sudah menyipakan untuk
persaliananya yakni, siapa penolongnya, dimana tempat persalianannya, 3 orang
calon pendonor, biaya, kendaraan, pendamping persalinan.
Ibu mengerti.
4.
Menjelaskan akibat anemia bila tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan keguguran, pendarahan, partus prematurus dan Iain-lain
Ibu mengerti.
5.
Memberitahukan kepada ibu tentang :
1.1 Tanda bahaya
kehamilan
a. Perdarahan
b. Sakit kepala terus menerus
c. Nyeri pada ulu hati
d. Bengkak pada kaki, tangan dan wajah
e. Demam tinggi
f. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang
/ tidak bergerak
1.2 Tanda persalinan
a.
Mules-mules yang semakin sering dan lama
b.
Keluar lendir bercampur darah
c.
Keluar cairan ketuban
Ibu mengerti
dan bisa menyebutkannya kembali
6.
Memberitahukan asupan makanan bergizi yang baik dikonsumsi untuk
ibu hamil seperti : makan makanan dengan menu seimbang, yaitu lauk
pauk, sayur, buah-buahan dan susu.
ibu hamil seperti : makan makanan dengan menu seimbang, yaitu lauk
pauk, sayur, buah-buahan dan susu.
Ibu mengerti.
7.
Menganjurkan ibu untuk minum Hemafort XX( 2x1) dan Vit. C (xx),(1x1) secara
teratur : diminum dengan air putih, dan dihabiskan Anjurkan diminum pada malam
hari sebelum
tidur.
tidur.
Ibu mengerti
dan mau meminumnya.
8.
Menganjurkan ibu untuk tidak banyak melakukan akivitas yang dapat menyebabkan
ibu lelah.
Ibu mengerti.
9.
Melakukukan kolaborasi dengan ahli Gizi di puskesmas Mlati II Sleman
Ibu mendapatkan KIE dari ahli gizi
10. Menganjurkan ibu untuk
kunjungan ulang berikutnya yakni 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.
Ibu akan
kembali sesuai jadwal dan jika ada keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis menelaah antara
teori dengan kasus kejadian anemia sedang yang terjadi pada ibu hamil dengan penatalaksaan
yang ada dilahan tidak ditemukan kesenjangan.
Anemia adalah keadaan tubuh yang
kekurangan hemoglobin. Kadar Hb normal adalah 12-16% dari sel darah merah,
jumlah sel darah merah normal adalah 5juta/mm3 (Soebroto,2009,p.15).
Menurut
Varney (2007,p.127) terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebab anemia
seperti status ekonomi mempunyai efek, status ekonomi yang lebih rendah menimbulkan angka nutrisi buruk yang lebih
tinggi dan sehingga mengakaibatkan angka anemia defisiensi zat besi lebih tinggi.Kebutuhan
ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan
eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3mg besi/ hari. (Saifuddin,2008,p.281).
Klasifikasi anemia menurut depkes
Normal Hb 10,
5 gr%
Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%
Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%
Anemia Berat < 7,5 gr%.
Dampak anemia pada ibu hamil , bisa
berdampak pada kelahiran bayinya, yakni BBLR, lahir prematur, pada ibu
perdarahan, mengganggu kontraksi primer. Untuk itu dilakukan memeriksaan rutin
ANC yang diprogramkan oleh pemerintah TM I; Ix ,; TM II : 2x ; TM III : 2x
serta cek Hb pada TM I dan TM III.
BAB V
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan
pada ibu hamil ditemukan bahwa ibu mengalami anemia ringan dengan tanda-tanda
ibu lemas, sering pusinh, konjungtiva agak pucat, serta setelah dilakukan
pemeriksaan lab ditemukan Hb 8,8 gr % dengan arti ibu terdiagnosa anemia
ringan, dengan ibu bidan melakukan KIE agar ibu mau mengkonsumsi sayur mayur,
buah dan susu, serta melakukan kolaborasi dengan ahli gizi.
B. Saran
Untuk pelaksaan ada kemungkin untuk
bia melakukan KIE sebelum hamil tentnag begitu pentingnya kadar Hb pada ibu
hamil, serta bai klien agar dapat aktif membaca, bertanya atau membuka media
elektronik untuk mengetahui tanda bahaya kadar Hb yang kurang, agar para kita
bersama-sama menurunkan AKI dan AKB .
DAFTAR PUSTAKA
•
Varney H, 2006, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta :
EGC
•
Prawirihardjo,Sarwono,Prof,Dr,DSOG, Ilmu Kebidanan,
Edisi III, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta,1997
•
Wasnidar, 2007, Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil,
Konsep dan Penatalaksanaan, Jakarta : Trans Info Media
•
Manuaba IBG, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta
: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar