Kamis, 07 Maret 2013

nifas patologi


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Keluarga sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik, diantaranya dari segi ibu dan anak, adalah merupakan pertimbangan yang penting. Telah hampir satu abad kita berupaya agar dapat menolong ibu melahirkan dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat. Kita dituntut untuk mampu dan dapat memberikan kontribusi dalam bidang obstetri dan ginekologi, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menurunkan angka kelahiran, kematian ibu dan kematian anak. Semua ini secara bertahap dapat kita lihat hasilnya, untuk itu perlu adanya peningkatan sistem informasi dan komunikasi secara terus menerus.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pelayanan kesehatan maternal yang efektif pada kehamilan, persalinan, nifas dengan komplikasi sehingga angka kematian dan kesakitan dapat dikurangi. Dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan SDM yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang optimal dan bukti acuan yang disepakati oleh semua pihak.
Konsep perawatan pasca melahirkan yang dikembangkan pada persalinan normal sebenarnya mengkuti pola tradisional yang dikemas secara modern yaitu mobilisasi dini, rooming in, pemberian ASI awal. Pola ini melalui penelitian terbukti mempunyai keuntungan bagi ibu maupun bayinya. Dalam pengawasan setelah melahirkan, dokter/bidan yang merawat akan datang setiap hari atau setiap saat untuk memberikan petunjuk perawatan.
Pemeriksaan pada masa nifas tidak banyak mendapat perhatian ibu, karena sudah dirasa baik dan selanjutnya semua berjalan lancar. Pemeriksaan kala nifas sebenarnya sangat penting dilakukan untuk mendapatkan penjelasan yang berharga dari dokter/bidan yang menolong persalinan itu. Diantara masalah penting tersebut adalah melakukan evaluasi secara menyeluruh tentang alat kelamin dan mulut rahim yang mungkin masih luka akibat proses persalinan.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. (Sarwono, 2002:122-123)
Mengingat masa nifas adalah masa transisi dimana ibu mengalami perubahan-perubahan sehingga diperlukan dukungan baik dari petugas maupun keluarga segera setelah kelahiran, pengalaman dramatis wanita berhubungan dengan perubahan anatomi dan psikologi sebagai transisi ke keadaan sebelum hamil. Secara psikologis wanita mengalami proses menuju tercapainya menjadi seorang ibu yang dipengaruhi oleh kepercayaan individu dan kebudayaan. Pelayanan kesehatan profesional yang baik mendukung wanita melewati masa ini dengan mengembalikan kemampuan wanita untuk merawat bayinya. Pengaruh kebudayaan yang baik sangat penting untuk wanita dan keluarganya, dapat meningkatkan konseling dan penilaian fisik dan psikologis.
B.      Ruang Lingkup
Dalam laporan kasus asuhan kebidanan ini penulis hanya membahas asuhan kebidanan pada Ny. S umur 32 tahun P2A1Ah2  post partum 2 hari normal Sedang yang dilakukan di ruang Gladiool RSUD Muntilan Kab Magelang.

C.     Tujuan
1.      Tujan Umum
Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dan melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Nifas Fisiologis melalui pendidikan dan pencegahan serta mendapat pengalaman secara nyata di lapangan agar dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih efektif dan lebih meningkatkan  mutu pelayanan  kebidanan yang diselenggarakan.

2.      Tujuan Khusus
a.       Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
b.      Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila    terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c.       Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
d.      Memberikan pelayanan keluarga berencana.


e.       Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan nifas fisiologis dengan Metode Varney, dan melakukan pendokumentasian dengan metote SOAP, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Melakukan pengkajian pada nifas fisiologis
2)      Melakukan identifikasi masalah/diagnosa
3)      Melakukan dan menentukan antisipasi masalah potensial
 4)       Menentukan rencana asuhan kebidanan disertai rasional dan intervensi
 5)      Melaksanakan intervensi yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan pada nifas fisiologis
 6)      Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang sudah ditentukan
 7)      Mengevaluasi keefektifan dari Asuhan Kebidanan yang sudah diberikan

D.    Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
- Mahasiswa dapat mengetahui konsep asuhan ibu nifas normal
- Mahasiswa dapat mengetahui perubahan ibu nifas normal
- Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan dasar ibu nifas normal
- Mahasiswa dapat mengetahui penatalakasanaan serta evaluasi pada nifas normal
2. Bagi Institusi
               Institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa akademi kebidanan STIKES ‘Aisyayah Yogyakarta mampu membuat asuhan kebidanan  pada ibu nifas normal.
3. Bagi Lahan Praktek
   RSUD Muntilan, Magelang dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang komprehensif pada ibu nifas normal, agar dapat menurunkan AKI dan AKB. 







BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Perubahan Masa Nifas
Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda vital adapun perubahan yang akan di bahasa dalam makalah ini adalah perubahan khususnya pada sistem reproduksi wanita pada masa nifas.
Pada masa postpartum perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi seperti saat sebelum hamil. Adapun perubahannya adalah sebagai berikut :
1.             Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
a.       Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah  persalinan.
b.       Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
c.       Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu yang melahirkan akan tesedia makanan bagi bayinya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman, tenteram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor yang penting bagi perkembangan anak selanjutnya.
Produksi ASI masih sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak terjadi produksi ASI. Ibu yang sedang menyusui juga jangan terlalu banyak dibebani urusan pekerjaan rumah tangga, urusan kantor dan lainnya karena hal ini juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.
Ada 2 refleks yang sangat dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu, yaitu :
a.             Refleks Prolaktin
Pada waktu bayi menghisap payudara ibu, ibu menerima rangsangan neurohormonal pada putting dan areola, rangsangan ini melalui nervus vagus diteruskan ke hypophysa lalu ke lobus anterior, lobus anterior akan mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk melalui peredaran darah sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI dan merangsang untuk memproduksi ASI.
b.             Refleks Let Down
Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI keluar, isapan bayi akan merangsang putting susu dan areola yang dikirim lobus posterior melalui nervus vagus, dari glandula pituitary posterior dikeluarkan hormon oxytosin ke dalam peredaran darah yang menyebabkan adanya kontraksi otot-otot myoepitel dari saluran air susu, karena adanya kontraksi ini maka ASI akan terperas ke arah ampula.
2.            Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
1.      Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berata uterus 750 gr.
2.     Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr
3.    Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr
4.        Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr

3. Involusi Uterus
Involusi Uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Proses involusio uterus adalah sebagai berikut :
      Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan.
      Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam system vascular dan system limphatik
      Efek oksitosin (cara bekerjanya oksitosin)
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.
Waktu
Bobot Uterus
Diameter Uterus
Palpasi Serviks
Pada akhir persalinan
900 gram
12,5 cm
Lembut/lunak
Akhir minggu ke-1
450 gram
7,5 cm
2 cm
Akhir minggu ke-2
200 gram
5,0 cm
1 cm
Akhir minggu ke-6
60 gram
2,5 cm
Menyempit

4.            Perubahan Ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragmapelvisfasia yang meregang sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahanligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain: ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi; ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.

5.            Perubahan pada Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviksuteri berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk.
Oleh karena hiperpalpasi dan retraksiserviks, robekan serviks dapat sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu sebelum hamil. Pada  umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya.
6.            Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum
Selama prosespersalinanvulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinankedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanitamultipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineumpasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu.
 Meskipun demikian, latihanototperineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian.


7.            Lokia
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi necrotic (layu/mati). Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan lokia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat.
Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, seperti pada tabel berikut ini:

Lokia
Waktu
Warna
Ciri-ciri
Rubra
1-3 hari
Merah kehitaman
Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
Sanginolenta
3-7 hari
Putih bercampur merah
Sisa darah bercampur lendir
Serosa
7-14 hari
Kekuningan/ kecoklatan
Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
Alba
>14 hari
Putih
Mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.



8 . Perubahan Sistem Pencernaan
a.              Ibu menjadi lapar dan siap untuk makan pada 1-2 jam setelah bersalin. Konstipasi dapat menjadi masalah pada awal puerperium akibat dari kurangnya makanan padat dan pengendalian diri terhadap BAB. Ibu dapat melakukan pengendalian terhadap BAB karena kurang pengetahuan dan kekhawatiran lukanya akan terbuka bila BAB.
b.             Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, kurang makan, atau dehidrasi. Ibu seringkali sudah menduga nyeri saat defekasi karena nyeri yang dirasakannya di perineum akibat episiotomi, laserasi, atau hemoroid. Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali ke normal.

9. Perubahan Sistem Perkemihan
1.        Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama puerperium. Diuresis yang banyak mulai segera setelah persalinan sampai 5 hari postpartum. Empat puluh persen ibu postpartum tidak mempunyai proteinuri yang patologi dari segera setelah lahir sampai hari kedua postpartum, kecuali ada gejala infeksi dan preeklamsi.
2.         Dinding saluran kencing memperlihatkan oedema dan hyperaemia. Kadang-kadang oedema dari trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing poenuh atau sesudah kencing masih tinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum, normal kembali dalam waktu 2 minggu.

10.  Perubahan Sistem Musculoskeletal

1.             Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran uterus. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah wanita melahirkan.
2.             Dinding abdominal lembek setelah proses persalinan karena peregangan selama kehamilan. Semua wanita puerperal mempunyai beberapa derajat tingkat diastasis recti, yang merupakan separasi dari otot rectus abdomen. Berapa parah diastasis ini adalah tergantung pada sejumlah faktor termasuk kondisi umum wanita dan tonus otot, apakah wanita berlatih dengan setia untuk memperoleh kembali kesamaan otot abdominalnya, pengaturan jarak kehamilan (apakah dia mempunyai waktu untuk memperoleh kembali tonus ototnya sebelum kehamilan selanjutnya) dan apakah kehamilannya mengalami overdistensi abdomen seperti kehamilan ganda. 
3.             Sakit punggung Biasanya pada persalinan lama dan sulit ibu akan merasakan lelah dan ngilu pada punggung bawah atau mungkin juga timbul ketegangan & rasa tdk nyaman pada punggung bagian atas, leher, dan bahu krn terus-menerus dalam posisi mendorong dalam waktu lama.  Rasa nyeri pada tulang ekor juga bisa timbul krn adanya memar/retak y timbul karena penekanan tulang belakang ibu oleh bagian belakang kepala bayi pada presentasi posterior. Rasa nyeri pada tulang punggung juga bisa timbul setelah pembiusan epidural.

11. Perubahan Sistem Endokrin
a).   Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitary posterior dan bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Oksitosin di dalam sirkulasi darah menyebabkan kontraksi otot uterus dan pada waktu yang sama membantu proses involusi uterus.
b).  Prolaktin
Penurunan estrogen menjadikan prolaktin yang dikeluarkan oleh glandula pituitary anterior bereaksi terhadap alveoli dari payudara sehingga menstimulasi produksi ASI. Pada ibu yang menyusui kadar prolaktin tetap tinggi dan merupakan permulaan stimulasi folikel di dalam ovarium ditekan.
c). HCG, HPL, Estrogen, dan progesterone
Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan lahir, tingkat hormone HCG, HPL, estrogen, dan progesterone di dalam darah ibu menurun dengan cepat, normalnya setelah 7 hari.






-          Tabel Perubahan  Sistem Endokrin pada Masa Nifas
Hormon
Perubahan Yang Terjadi
Keadaan Terendah
Hormon Placental Lactogen
Menurun
24 jam
Estrogen
Menurun
Hari ke-7
Progesteron
Menurun
Hari ke-7
FSH
Menurun
Hari ke 10-12
LH
Menurun
Hari ke 10-12
Prolaktin
Menurun
Hari ke-14

12. Perubahan Tanda-Tanda Vital

           Table perubahan tanda-tanda vital sebagai berikut :
No.
Tanda – Tanda  Vital
1.




2.








3.

4.
Temperatur
Temperatur kembali ke normal dari sedikit peningkatan selama periode intrapartum dan menjadi stabil dalam 24 jam pertama postpartum Selama 24 jam pertama dapat meningkat sampai 38 derajat celsius sebagai akibat efek dehidrasi persalinan. Setelah 24 jam wanita tidak harus demam.
Denyut nadi
Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena pengaruh partus lama, persalinan sulit dan kehilangan darah yang berlebihan. Setiap denyut nadi di atas 100 x/menit selama masa nifas adalah abnormal dan mengindikasikan pada infeksi atau haemoragic post partum. Denyut nadi dan curah jantung tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke-8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum hamil.
Pernapasan
Pernapasan harus berada dalam rentang normal sebelum melahirkan.
Tekanan Darah
Seharusnya stabil dalam kondisi normal, sedikit berubah atau menetap.

13.  Perubahan  Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler
Sebagai kompensasi jantung dapat terjadi bradikardi 50-70 x/menit, keadaan ini dianggap normal pada 24-48 jam pertama. Penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg pada saat klien merubah posisi dari berbaring ke duduk lebih disebabkan oleh reflek ortostatik hipertensi.  Normalnya selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb, Hematokrit dan hitungan eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh di bawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran , volume darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil  yang biasa. Setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal seperti keadaan tidak hamil.(Saifuddin, 2002).


B.  Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
2.1.1 Nutrisi dan Cairan
A.    Nutrisi
Nutrisi yang di konsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisms tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI. Wanita dewasa memerlukan 2.200 k kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa + 700 k. kalori pada 6 bulan pertama kemudian + 500 k. kalori bulan selanjutnya.
Gizi Ibu Menyusui
-          Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
-           Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.
-          Minum sedikitnya 3 liter setiaphari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
-          Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
-          Minum Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.
Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan yang mengandung kalori cukup banyak untuk mempertahankan berat badan si ibu.
Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir beserta dengan kakaknya yang balita ibu meembutuhkan kalori Iebih banyak dari pada ibu menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi besarnya penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan diet ibu mengandung 1500 kalori dan hidrusi diet cairan atau obat-obatan pengurus badan.
Penurunan berat badan lebih dari setengah kilogram perminggu dan pembatasan kalori yang terlalu ketat akan rnengganggu gizi dan kesehatan ibu serta dapat membuat ibu memproduksi ASI lcbih lanjut.
.i         Karbohidrat
Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat. Laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada dalam jumlah lebih besar dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah di metabolisme menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi selama masa bayi.
 ii       Lemak
Lemak 25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan kira-kira setengah kalori yang diproduksi oleh air susu ibu.
iii.         Protein
Jumlah kelebihan protein yang diperlukan oleh ibu pada masa nifas adalah sekitar 10-15%. Protein utama dalam air susu ibu adalah whey. Mudah dicerna whey menjadi kepala susu yang lembut yang memudahkan penyerapan nutrient kedalam aliran darah bayi. Sumber karbohidrat yaitu :
-            Nabati :tahu, tempe dan kacang – kacangan
-           Hewani : daging, ikan, telur, hati, otak, usus, limfa, udang, kepiting


iv.          Vitamin dan Mineral
Kegunaan vitamin dan mineral adalah untuk melancarkan metabolisme tubuh. Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat perhatian khusus karena jumlahnya kurang mencukupi, tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi sewaktu bayi bertumbuh dan berkembang.
Vitamin dan mineral yang paling mudah menurun kandungannya dalam makanan adalah Vit B6, tiamin, As.folat, kalsium, seng, dan magnesium. Kadar Vit B6, tiamin dan As.folat dalam air susu langsung berkaitan dengan diet atau asupan suplemen yang dikonsumsi ibu. Asupan vitamin yang tidak memadai akan mengurangi cadangan dalam tubuh ibu dan mempengaruhi kesehatan ibu maupun bayi.
-           Sumber vitamin : hewani dan nabati
-          Sumber mineral : ikan, daging banyak mengandung kalsium, fosfor, zat besi, seng dan yodium.
v.          Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh. Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi.
-           Asupan tablet tambah darah dan zat besi diberikan seta= 40 hari post partum
-           Miuman kapsul Vit A (200.000 unit)

2.1.2 Ambulasi Pada Masa Nifas
Persalinan merupakan proses yang melelahkan, itulah mengapa Ibu disarankan tidak langsung turun ranjang setelah melahirkan karena dapat menyebabkan jatuh pingsan akibat sirkulasi darah yang belum berjalan baik. Ibu harus cukup beristirahat, dimana Ibu harus tidur terlentang selama 8 jam post partum untuk mencegah perdarahan post partum. Setelah itu, mobilisasi perlu dilakukan agar tidak tcrjadi pembengkakan akibat tersumbatnya pembuluh darah Ibu. Pada persalinan normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infuse atau kateter dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya Ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi kc wc dcngan dibantu, satu atau dua jam setelah melahirkan secara normal. Sebelum waktu ini, Ibu diminta untuk melakukan latihan menarik nafas yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan tungkainya dari tepi ranjang. Pasien Sectio Caesarea biasanya mulai ‘ambulasi’ 24-36 jam sesudah melahirkan. Jika Pasien menjalani analgesia epidural, pemulihan sensibilitas yang total harus dilakukan dahulu sebelum ambulasi dimulai. Setelah itu Ibu bisa pergi ke kamar mandi. Dengan begitu sirkulasi darah di dalam tubuh akan berjalan dengan baik. Gangguan yang tidak diinginkan pun bisa dihindari.
Mobilisasi hendaknya dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan gerakan miring ke kanan dan ke kiri. Pada hari kedua Ibu telah dapat duduk, lalu pada hari ketiga Ibu telah dapat menggerakkan kaki yakni dengan jalan-jalan. Hari keempat dan kelima, Ibu boleh pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka. Terkait dengan mobilisasi, Ibu sebaiknya mencermati faktor-faktor berikut ini:
-            Mobiliasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan Ibu terjatuh. Khususnya jika kondisi Ibu masih lemah atau memiliki penyakit jantung. Meski begitu, mobilisasi yang terlambat dilakukan juga sama buruknya, karena bisa menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh, aliran darah tersumbat, teranggunya fungsi otot dan lain-lain.
-           Yakinlah Ibu bisa melakukan gerakan-gerakan di atas secara bertahap.
-           Kondisi tubuh akan cepat pulih jika Ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat. Tidak Cuma itu, sistem sirkulasi di dalam tubuh pun bisa bcrfungsi normal
kembali akibat mobilisasi. Bahkan penelitian menyebutkan early ambulation (gerakan sesegera mungkin) bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa menyebabkan terjadinya trombosis vena dalam atau DVT (Deep Vein Thrombosis) dan bisa menyebabkan infeksi.
Jangan melakukan moblisasi secara berlebihan karena bisa membebani jantung.
Latihan postnatal dilakukan seperti diuraikan dalam gambar 20.2. biasanya latihan dimulai pada hari pertama dan dilakukan sehari sekali dengan pengawasan Bidan. Pada beberapa Rumah Sakit, fisioterapis menyelenggarakan kelas-kelas latihan postnatal pada hari-hari tertentu setiap minggu.
Tujuan latihan dijelaskan pada lbu sehingga la menyadari pentingnya meluangkan waktu untuk mengikuti latihan ketika di Rumah Sakit dan akan melanjutkannya setelah dirumah nanti. Latihan membantu menguatkan otot-otot perut dan dengan demikian menghasilkan bentuk tubuh yang baik, mengencangkan dasar panggul sehingga mencegah atau memperbaiki stres inkontinensia, dan membantu memperbaiki sirkulasi darah di seluruh tubuh.
2.1.3 Proses Adaptasi Psikologis Ibu Pada Masa Nifas Eliminasi ( BAB / BAK )
-          Fungsi Sistem Perkemihan
a. Mencapai hemostatis internal
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Cairan yang terdapat dalam tubuh terdiri dari air dan unsur-unsur yang terlarut di dalamnya. 70 % dari air tubuh terletak di dalam sel-sel dan dikenal sebagai cairan intraselular. kandungan air sisanya disebut cairan ekstraselular. Cairan ekstraselular dibagi antara plasma darah, dan cairan yang langsung memberikan lingkungan segera untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial (Cambridge, 1991: 2). Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau voleme air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti.
b. Keseimbangan asam basa tubuh
 batas normal PH cairan tubuh adalah 7,35-7,40, Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH <>
c. Mengeluarkan sisa metabolisme, racun dan zat toksin
ginjal mengekskresi hasil akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen terutama : urea, asam urat, dan kreatinin.
-        Keseimbangan dan keselarasan berbagai proses di dalam tubuh
a. Pengaturan Tekanan Darah
Menurunkan volume darah dan serum sodium (Na) akan meningkatkan serum pottasium lalu merangsang pengeluaran renin yang dalam aliran darah diubah menjadi angiotensin yang akan mengekskresikan aldosteron sehingga mengakibatkan terjadinya retensi Na+ + H2O kemudian terjadi peningkatan volume darah yang meningkatkan tekanan darah.
Angiotensin juga dapat menjadikan vasokontriksi perifer yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
b. Perangsangan produksi sel darah merah
Dalam pembentukan sel darah merah diperlukan hormon eritropoietin untuk merangsang sumsum tulang hormon ini dihasilkan oleh ginjal.
-       Sistem Urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar sterorid setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa pasca partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. diperlukan kira-kira dua sampai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil (Cunningham, dkk ; 1993). Pada sebagian kecil wanita, dilaktasi traktus urinarius bisa menetap selama tiga bulan.
a. Komponen Urine
Glikosuria ginjal diinduksikan oleh kehamilan menghilang. Laktosuria positif pada ibu meyusui merupakan hal yang normal. BUN (blood urea nitrogen), yang meningkat selama pasca partum, merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi, Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama satu sampai dua hari setelah wanita melahirkan. Hal ini terjadi pada sekitar 50% wanita. Asetonuria bisa terjadi pada wanita yang tidak mengalami komplikasi persalinan atau setelah suatu persalinan yang lama dan disertai dehidrasi.
b. Diuresis Postpartum
Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun di jaringan selama ia hamil. salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari, selama dua sampai tiga hari pertama setelah melahirkan. Diuresis pascapartum, yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pasca partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-kadang disebut kebalikan metabilisme air pada masa hamil (reversal of the water metabolisme of pregnancy)
c. Uretra dan Kandung Kemih
Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema, seringkali disertai di daerah­daerah kecil hemoragi. Kandung kemih yang oedema, terisi penuh dan hipotonik dapat mengakibatkan overdistensi, pengosongan yang tak sempurna dan urine residual kecuali jika dilakukan asuhan untuk mendorong terjadinya pengosongan kandung kemih bahkan saat tidak merasa untuk berkemih.
Pengambilan urine dengan cara bersih atau melalui kateter sering menunjukkan adanya trauma pada kandung kemih. Uretra dan meatus urinarius bisa juga mengalami edema.
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir, dan efek konduksi anestesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun. Selain itu, rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, leserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah refleks berkemih. Penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum, bisa menyebabkan distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan balk. pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga mengganggu proses berkemih normal (Cinningham, dkk,1993). Apabila terjadi distensi berlebih pada kandung kemih dalam mengalami kerusakan lebih lanjut (atoni). Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai tujuh hari setelah bayi lahir.



2.1.4  Inkontinesi Urine
Ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih Jika kandung kemih dikosongkan secara total selama inkontinensi (Inkontinensi komplit) Jika kandung kemih tidak secara total dikosongkan selama inkontinensia (inkontinensi sebagian)
Penyebab Inkontinensi
a.   Proses ketuaan
b.   Pembesaran kelenjar prostate
c.  Spasme kandung kemih
d.   Menurunnya kesadaran
e.  Menggunakan obat narkotik sedative
Ada beberapa jenis inkontinensi yang dapat dibedakan :
1.      Total inkontinensi
Adalah kelanjutan dan tidak dapat diprediksikan keluarnya urine. Penyebabnya biasanya adalah injury sfinter eksternal pada laki-laki, injury otot perinela atau adanya fistula antara kandung kemih dan vaginapada wanita dan kongenital atau kelainan neurologis.
2.      Stress inkontinensi
Ketidaksanggupan mengontrol keluarnya urine pada waktu tekanan abdomen meningkat contohnya batuk, tertawa — karena ketidaksanggupan sfingter eksternal menutup.
3.      Urge inkontinensi
Terjadi pada waktu kebutuhan berkemih yang baik, tetapi tidak dapat ketoilet tepat pada waktunya. Disebabkan infeksi saluran kemih bagian bawah atau spasme kandung kemih.
4.      Fungisonal inkontinensi
Adalah involunter yang tidak dapat diprediksi keluarnya urine. Biasa didefinisikan sebagai inkontinensi persists karena secara fisik dan mental mengalami gangguan atau beberapa faktor lingkungan dalam persiapan untuk buang air kecil di kamar mandi.
5.      Refleks inkontinensi
Adalah involunter keluarnya urine yang diprediksi intervalnya ketika ada reaksi volume kandung kemih penuh. Klien tidak dapat merasakan pengosongan kandung kemihnya penuh.
6.      Enuresis
o Sering terjadi pada anak-anak
o Umumnya terjadi pada malam hari — nocturnal enuresis
o Dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
Penyebab Enuresis
Ø Kapasitas kandung kemih lebih besar dari normalnya
1)      Anak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi darikeinginan berkemih tidak diketahui, yang mengakibatkan terlambatnya bagun tidur untuk kekamar mandi.
2)      Kandung kemih irritable dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar.
3)      Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah (misalnya persaingan dengan saudara kandung, cekcok dengan orang tua). Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaannya tanpa dibantu untuk mendidiknya.
4)      lnfeksi saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologi sistem perkemihan.
5)      Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral atau makanan pemedas.
6)      Anak yang takut jalan pada gang gelap untuk kekamar mandi.
2.1.5 Perubahan Sistematik Pascapartum , Urinarius .
Setelah melahirkan, sistem urinarius kembali kepada kondisi seperti sebelum hamil. Perubahan ini merupakan perubahan yang retrogresif yang efeknya banyak menghabiskan tenaga dan berat badan. Hamper segera setelah melahirkan,terjadi diuresis untuk membersihkan tubuh dari kelebihan cairan yang di kumpulkan oleh tubuh selama kehamilan.
Temuan kajian :
1. Kehilangan tonus kandung kemih untuk sementara
2. Kehilangan sensasi untuk berkemih
3. Uterus terdesak oleh distensi kandung kemih
4. Peningkatan produksi urin
5. Peningkaatan keringat
Implikasi keperawatan :
1.      dapatkan riwayat pascapartum dan lakukan pemeriksaan fisik lengkap
2.      dapatkan riwayat proses persalinan lengkap
3.      kaji distensi kandung kemih dengan palpasi atau perkusi diatas abdomen dan diatas simfisis
         pubis.
4.      palpasi fundus uteri; fundus yang lunak dan redup mungkin mengindikasikan distensi kandun
         kemih.
5.      anjurkan kepada klien untuk berjalan ke kamar mandi dan berkemih pada akhirjam pertama
   pascapartum.
6.      temani klien selama proses berkemihnya yang pertama untuk mengantisipasi rasa pusing yang
   dialami klien.
7.      nyalakan keran air, berikan klien segelas air, atau alirkan air hangat diatasvulva untuk
   membantu proses berkemih.
8.      pasang kateter jika kandung kemih klien mengalami distensi dank lien tidak mampu untuk
  berkemih sendiri pada akhir jam pertama.
9.     pantau masukan dan keluaran engan ketat untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan
        cairaan.

2.1.6 Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas Kebersihan Diri / Perinium
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.
Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun atau deterjen. Mencuci tangan dengan air dan sabun, atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk-pilek.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia. Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah di rumah sakit, sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di pabrik semikonduktor yang bebas debu.
           I.            Kebersihan Pada Masa Nifas
Empat puluh minggu masa kehamilan telah terlewati dengan mulus. Namun masih harus menjalani proses yang tak kalah merepotkan, yakni proses “pembersihan diri” alias masa nifas. Biasanya berlangsung 40 hari. Tahapan-tahapan selama masa nifas ini, vagina akan terus-menerus mengeluarkan darah. Biasanya darah tersebut mengandung trombosit, sel-sel tua, sel-sel mati (nekrosis), serta sel-sel dinding rahim (endometrium), yang disebut lokia. Ibu pasca melahirkan akan mengalami empat tahapan perubahan lokia dalam masa nifas ini:
        II.            Merah segar (lokia lubra). Tahap pertama ini akan berlangsung selama tiga hari pertama setelah melahirkan. Darah pada tahapan pertama ini berpotensi mengandung banyak kuman penyakit.
     III.            Merah dan berlendir (lokia sanguinolenta). Untuk tahapan kedua ini biasanya berlangsung selama satu hingga dua minggu
     IV.            Kuning kecoklatan lalu merah muda (lokia serosa). Cairan yang berwarna seperti ini biasanya mulai keluar dua minggu hingga satu bulan setelah melahirkan.
        V.             Kekuningan lalu bening (lokia alba). Cairan ini keluar selama sekitar dua minggu, yakni dari minggu keempat sampai minggu keenam. Bila cairan lokia sudah berwarna bening, tandanya masa nifas Anda berlangsung normal. Kebersihan yang kurang terjaga di masa nifas bukan hanya dapat mengundang infeksi pada vagina tapi juga rahim.
Padaprinsipnya, urgensi kebersihan vagina pada saat nifas dilandasi beberapa alasan yaitu :
(1) Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina.
(2) Vagina berada dekat saluran buang air kecil dan buang air besar yang tiap hari kita lakukan.
(3) Adanya luka di daerah perineum yang bila terkena kotoran dapat terinfeksi.
(4) Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki kuman. untuk kemudian menjalar ke rahim.
  Langkah Kebersihan Vagina
Berikutmengenai cara membersihkan vagina yang benar :
(1) Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina baik itu dari air seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
(2) Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptik karena dapat berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut memegang daerah tersebut dengan saksama.
(3) Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahilan, upaya menjaga kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.
(4) Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti. Bila seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah pembalut tersebut sudah dinodai darah dan kotoran? Berarti bila pembalut tidak diganti, maka vagina akan tetap lembap dan kotor.
(5) Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tak nyaman.
(6) Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik yang dircsepkan oleh dokter.
         Perawatan Pada Tindakan Episiotomi
Jika persalinan normal sampai memerlukan tindakan episiotomi, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar proses pemulihan berlangsung seperti yang diharapkan.
Inilah cara perawatan setelah episiotomi:
1. Untuk menghindari rasa sakit kala buang air besar, ibu dianjurkan memperbanyak konsumsi serat seperti buah-buahan dan sayuran. Dengan begitu tinja yang dikeluarkan menjadi tidak keras dan ibu tak perlu mengejan. Kalau perlu, dokter akan memberikan obat untuk melembekkan tinja.
2. Dengan kondisi robekan yang terlalu luas pada anus, hindarkan banyak bergerak pada minggu pertama karena bisa merusak otot-otot perineum. Banyak-banyaklah duduk dan berbaring. Hindari berjalan karena akan membuat otot perineum bergeser.
3.  Jika kondisi robekan tidak mencapai anus, ibu disarankan segera melakukan mobilisasi setelah cukup beristirahat (lihat boks Perhatikan Tahapan Mobilisasi hlm. ).
4.  Setelah buang air kecil dan besar atau pada saat hendak mengganti pembalut darah nifas, bersihkan vagina dan anus dengan air seperti biasa. Jika ibubenar-benar takut untuk menyentuh luka jahitan disarankan untuk duduk berendam dalam larutan antiseptik selama 10 menit. Dengan begitu, kotoran berupa sisa air seni dan feses juga akan hilang.
5. Bila memang dianjurkan dokter, luka di bagian perineum dapat diolesi       salep antibiotik.
         Bila Terjadi Infeksi
Infeksi bisa terjadi karena ibu kurang telaten melakukan perawatan pasca persalinan. Ibu takut menyentuh luka yang ada di perineum sehingga memilih tidak membersihkannya. Padahal, dalam keadaan luka, perineum rentan didatangi kuinan dan bakteri sehingga mudah terinfeksi. Gejala-gejala infeksi yang dapat diamati adalah :
1)       suhu tubuh melebihi 37,5° C.
2)       menggigil, pusing, dan mual
3)       keputihan
4)       keluar cairan seperti nanah dari vagina
5)      cairan yang keluar disertai bau yang sangat
6)       keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri
7)       terasa nyeri di perut
8)      perdarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit. Misalnya, seminggu sesudah melahirkan, pendarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali banyak keluar.
Bila ada tanda-tanda seperti di atas, segera periksakan diri ke dokter. Infeksi vagina yang ringan biasanya ditindaklanjuti dengan penggunaan antibiotik yang adekuat untuk membunuh kuman-kuman yang ada di situ.

2.1.7 Kebutuhan Dasar Masa  Nifas ( Istirahat )
Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru merupakan masalah yang sangat penting sekalipun kadang-kadang tidak mudah dicapai. keharusan ibu untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang menganggu lainnya, plus pekerjaan bersalin,bukan persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang akan terjadi pada hal hari-hari postnatal akan dipengaruhi oleh banyak hal : begitu banyak yang harus dipelajari asi yang diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga, hadiah-hadiah serta menyambut tamu, dan juga kekhawatiran serta keprihatian yang tidak ada kaitannya dengan situasi ini. dengan tubuh yang letih dan mungkin Pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup.
         Istirahat Malam
Selama satu atau dua malam yang pertama, ibu yang baru mungkin memerlukan obat tidur yang ringan. Biasanya dokter akan memberikannya jika benar-benar diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri yang mengambil alih fungsi obat tidur ini dan ia benar-banar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda vital serta fundus uteri hanya sedikit mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa lingkungan yang asing baginya telah mengalihkan perhatiannya dan sebagian lainnya merasa terganggu oleh luka bekas episiotomi sehingga semua ini akan menghalangi tidurnya ketika pengaruh pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri atau tcrganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan analgesik dapat diberikan sebelum pasien menggunakan obat tidur.
Setelah hari kedua postnatal ,pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam hari. ibu harus dibantu agar dapat beristirahat lebih dingin dan tidak diganggu tanpa alasan. Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti suara pintu yang berderik atau bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada siang harinya sehingga dapat di atasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu tidur ibu.
Ibu yang baru yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua keadaan yang di temukan harus dilaporkan pada dokter. Insommia merupakan salah satu tanda peringatan untuk psikosis nifas.

Waktu siang hari di rumah sakit tidak perlu terlalu diprihatinkan, namun banyak orang mengatakan hal tersebut harus pulang ke rumah untuk bisa beristirahat merupakan pernyataan yang sering terdengar dan petugas yang terlibat dalam unit asuhan maternitas harus mendengarkan serta mencari mcngapa keluhan tersebut bisa tcrjadi.
Pada hampir setiap rumah sakit bersalin, priode istirahat yang jelas perlu disediakan secara teratur dan kerapkali di perlukan selama satu jam sebelum makan siang tirai ditarik, radio dimatikan, staf keperawatan harus bekerja tanpa suara, tamu yang ingin berkunjung dilarang dan pangilan telpon tidak diteruskan kepada pasien kecuali benar-benar mendesak. Ibu harus dibantu untuk mengatur sendiri bagaimana memanfaatkan waktu istirahat ini: berbaring telungkup (mungkin dengan bantal di bawah panggulnya ) untuk membantu drainase uterus jika posisi nyaman baginya. priode istirahat ini umumnya memberikan manfaat fisik maupun psikologis yang sangat besar. Beberapa rumah sakit mengulangi waktu istirahat yang jelas pada sore harinya.
Kalau ditanya apa yang membuat bangsal postnatal tampak begitu sibuk, jawaban sebagian ibu mengungkapkan hal yang terjadi. kejadian yang rutin dan teratur,seperti visite dokter, program latihan, peragaan dalam memandikan bayi atau bahkan menyusui bayi tampaknya bukan masalah. kegiatan-kegiatan yang membutuhkan curahan emosi, seperti menghadapi tamu dan panggilan telpon dari luar, atau menulis surat ucapan terima kasih atas pengiriman kartu ucapan selamat dan hadiah, semua ini lah yang melelahkan ibu baru melahirkan barang kali perawat yang dapat merasakan kesibukan ibu dalam menghadapi hal-hal semacam itu. Dapat membantunya dengan membahas prioritas, Apakah setiap orang yang mangirim surat ucapan selamat benar-benar memerlukan jawaban. Di samping itu, perawat harus berhati-hati pada saat jam kunjungan untuk menjaga agar ibu tidak terlalu lelah.
         Tidur
Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat penumpukan kelelahan karena persalinan dan kesulitan beristirahat karena perineum. Nyeri perineum pasca partus berkolerasi erat dengan durasi kala II persalinan. Rasa tidak nyaman di kandung kemih, dan perineum, serta gangguan bayi, semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat mempengaruhi daya ingat dan kemampuan psikomotor. Secara eoritis pola tidur kembali mendekati normal dalam 2 / 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar.
Yang sangat di idamkan ibu baru adalah tidur dia tidur lebih banyak istirahat di minggu 2 dan bulan 2 pertama setelah melahirkan, bias mencegah depresi dan memulihkan tenaganya yang terkuras habis.
Banyak orang yang mengalami sulit tidur. Orang dewasa butuh rata - rata   7 - 8 jam untuk tidur dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur saat orang semakin tua. Orang yang sudah tua biasanya membutuhkan 5 - 6 jam, sesekali begadang tidak mengganggu kecuali menyebabkan kelelahan esok harinya. Gangguan tidur yang menetap sering diakibatkan stres, kegelisahan, atau depresi yang membuat Anda torus capai, kesal, dan tak dapat berkonsentrasi. Simpton atau gejala fisik seperti nyeri, masalah pernafasan dan hot flush ( serangan rasa panas ) Juga beberapa obat dapat mengganggu tidur.
Kurang istirahat Akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
1.      Mengurangi jumlah AS1 yang di produksi
2.      Memperlambat proses involusio uterus dan meningkatkan perdarahan
3.       Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri.

Ada beberapa hal yang dapat Anda coba lakukan untuk lebih mudah tertidur di malam hari.
1)      Pergi ke tempat tidur dan bangun di saat sama setiap hari. Bahkan jika lelah jangan tidur siang.
2)      Jangan makan makanan berat kurang dart tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi, tch, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika Anda lapar, makan biskuit atau pisang. Minum segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur.
3)      Lakukan hal yang membantu Anda mengatasi kesulitan tidur ( lihat tip praktis di bawah )
4)      Coba obat herbal yang membuat tidur nyenyak ( lihat obat alami di bawah )
5)      Jika Anda merasa tegang, lakukan latihan relaksasi ( lihat relaksasi ) beberapa saat sebelum tidur. Berendamlah dalam air hangat. Minyak lavender
6)      Jangan makan makanan berat kurang dari tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi, tch, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika Anda lapar, makan biskuit atau pisang. Minum segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur.
7)       Lakukan hal yang membantu Anda mengatasi kesulitan tidur ( lihat tip praktis di bawah )
2.1.8        Kebutuhan Dasar Pada Ibu Nifas ( Seksual )
Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari, menurut orang awam merupakan masa nifas yang penting untuk di pantau. Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama hal nya seperti masa haid. Darah nifas mengandung trombosit, sel - sel degeneratif, set – sel mati dan sel – sel endometrium sisa.
Banyak pasangan suami - istri merasa frekuensi berhubungan intim semakin berkurang setelah memiliki anak. Ada anggapan bahwa wanita usai persalinan kurang bergairah karena pengaruh hormon. Terutama pada bulan - bulan pertama pasca melahirkan, kegiatan mengurus bayi dan menyusui membuat istri lebih banyak mencurahkan perhatian kepada si kecil di bandingkan suami. Untuk memiliki waktu berdua saja sulit apalagi berhubungan intim. Beberapa bulan pertama setelah melahirkan, memang hormon pada wanita akan di program ulang untuk menyusui dan mengasuh bayi. Waktu dan tenaga seakan tercurah hanya untuk si kecil, sehingga sulit rasanya mencari waktu untuk berhubungan intim.
Ibu yang baru malahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka bekas section cesarean ( SC ) biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan di pastikan tidak ada luka atau perobekan jaringan, hubungan seks bahkan telah boteh dilakukan 3 - 4 minggu setelah proses melahirkan itu. Meskipun hubungan telah dilakukan setelah minggu ke - 6 adakalanya ibu - ibu tertentu mengeluh hubungan masih terasa sakit atau nyeri meskipun telah beberapa bulan proses persalinan. Gangguan seperti ini disebut dyspareunia atau rasa nyeri waktu senggarna. Pada kasus semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab, yaitu :
1. Sesuai tradisi. Setelah melahirkan ibu - ibu sering mengkonsumsi jamu - jamu tertentu. Jamu - jamu ini mengandung zat zat yang memiliki sifat astringents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada vagina saat seorang wanita terangsang seksual.
2. Jaringan baru yang terbentuk karena proses penyembuhan luka guntingan jalan lahir masih sensitif.
3. Faktor psikologis yaitu kecernasan yang berlebihan turut berperan. Hubungan seksual yang memuaskan memerlukan suasana hati yang tenang. Kecemasan akan menghambat proses perangsangan sehingga produksi cairan pelumas pada dinding vagina akan terhambat. Cairan pelumas yang minim akan berakibat gesekan penis dan dinding vagina tidak terjadi dengan lembut, akibatnya akan terasa nyeri dan tidak jarang akan ada luka lecet baik pada dinding vagina maupun kulit penis suami. Kondisi inilah yang menyebabkan rasa sakit. Selain itu ada dua lagi penyebab yang mungkin menurunkan gairah seksual ibu pascamelahirkan. Pertama penyebab langsung seperti luka pada persalinan. Kemudian penyebab tidak langsung seperti depresi, baby blues atau kelelahan.
Pada prinsipnya, tidak ada masalah untuk melakukan hubungan seksual setelah selesai masa nifas 40 hari. Hormon prolaktin tidak akan membuat ibu kehilangan gairah seksual. Beragam perilaku seksual pada ibu - ibu pasca melahirkan yang menyusui, Jika sebagian lagi merasa tidak bergairah untuk melakukan kegiatan seksual, sedangkan sebagian lagi merasakan hasrat seksual yang tinggi. Intinya ialah permasalahan psikologis ibu untuk melakukan hubungan seksual. Jika memang ibu sudah tidak mengatami luka pasca persalinan, maka boleh – boleh saja.
2.1.9 Latihan Atau Senam Nifas
Masa NIFAS adalah masa setelah ibu persalinan. Pada masa nifas ibu mengalami beberapa perubahan fisiologis, diantaranya adalah:
1.      Involusio uterus yang dimulai segera setelah persalinan dan proses ini selesai biasanya setelah 6 minggu
2.      Laktasi sebagai respon terhadap kerja prolaktin yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior
3.      Perubahan fisiologis pada bagian tubuh lain yang mengembalikan tubuh pada kondisi sebelum hamil.
SENAM NIFAS adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan, setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam nifas merupakan latihan yang tepat untul memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis. Wanita yang setelah persalinan seringkali mengeluhkan bentuk tubuhnya yang melar. Hal ini dapat dimaklumi karena merupakan akibat membesarnya otot rahim karena pembesaran selama kehamilan dan otot perut jadi memanjang sesuai usia kehamilan yang terus bertambah. Setelah persalinan, otot-otot tersebut akan mengandur. Selain itu, peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Hingga untuk mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi semula salah satunya dengan melakukan senam nifas yang teratur di sarnping anjuran-anjuran lainnya.
         Waktu Untuk Senam Melakukan Nifas
Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah persalinan, secara teratur setiap hari. Kendala yang sering ditemui adalah tidak sedikit ibu yang setelah melakukan persalinan takut untuk melakukan mobilisasi karena takut merasa sakit atau menambah pendarahan. Anggapan ini tidak tepat karena 6 jam setelah persalinan normal dan 8 jam setelah persalinan caesar, ibu sudah dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini. Tujuannya mobilisasi ini agar terutama peredaran darah ibu dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya ibu dapat melakukan senam nifas.
Degan melakukan senam nifas tepat waktu, maka hasil yang didapat pun bisa maksimal. Senam nifas tentunya dilakukan secara bertahap hari demi hari. Bentuk latihan senam antara ibu yang habis persalinan normal berbeda dengan caesar. Pada ibu yang mengalami persalinan caesar, beberapa jam setelah keluar dari kamar operasi, pernafasan lah yang dilatih guna mempercepat penyembuhan luka operasi, sementara latihan untuk mengencangkan otot perut dan melancarkan sirkulasi darah di tungkai baru dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari tempat tidur. Sedangkan pada persalinan normal, bila keadaan ibu cukup baik, semua gerakan senam bisa dilakukan.
Walaupun banyak kegunaannya, tidak semua ibu setelah persalinan dapat melakukan senam nifas. Untuk ibu-ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan tentu tidak boleh melakukan senam nifas. Demikian juga untuk penderita kelainan seperti jantung, ginjal atau diabetes. Jangankan untuk melakukan senam, ibu tersebut justru harus istirahat total sekitar 2 minggu postpartum. Sedangkan pada ibu pada persalinan normal dan bila tidak dibatasi oleh pemasangan infus juga tanda vital ibu (tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi) normal, maka ibu dapat mulai melakukan ambulasi dini seperti ke kamar mandi untuk BAK sendiri dan senam nifas 24 jam setelah persalinan.
         Tujuan Kegunaan Senam Nifas
Banyak sekali manfaat dari melakukan senam nifas. Secara umum adalah untuk mengembalikan keadaan ibu agar kondisi ibu kembali seperti sediakala sebelum kehamilan, manfaat itu antara lain :
1.      Memperbaiki sirkulasi darah sehingga mencagah terjadinya pembakuan (trombosis) pada pembuluh darah terutama pembuluh tungkai.
2.      Memperbaiki sikap tubuh setelah kehamilan dan persalinan dengan memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung.
3.       Memperbaiki tonus otot pelvis
4.      Memperbaiki regangan otot tungkai bawah
5.      Memperbaiki regangan otot abdomen setelah hamil
6.      Meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul
7.      Memperlancar terjadinya involusio uteri .


2.2 Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas
Kunjungan
Waktu
Asuhan
I
6-8 jam post partum
Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahanhipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
II
6 hari post partum
Memastikan involusiuterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III
2 minggu post partum
Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
IV
6 minggu post partum
Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.





BAB III
ANALISA KASUS

Ny S umur 32 tahun P2A1Ah2 post partum 2 hari mengatakan masih nyeri pada luka jahitan dan ASI nya belum keluar banyak.





BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS  NORMAL
PADA NY S UMUR 32  TAHUN P2A1Ah2 POST PARTUM 2 HARI
DI RSUD MUNTILAN KAB MAGELANG

Tanggal           : 06-02-2013/ 09.30 wib                      RM      : 186912
Ruang              : Gladiool
Oleh                : Iin Q

Identitas
Nama
Ny. S
Tn. Z
Umur
32 tahun
31 tahun
Agama
Islam
Islam
Pendidikan
Sma
Sma
Pekerjaan
IRT
Swasta
Alamat
Sabrang, Muntilan
Sabrang, Muntilan




A.    Data subjekti

1.      Alasan kunjungan
Ibu masih dalam masa perawatan nifas
2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan masih nyeri diluka jahitan dan ASI belum keluar banyak
3.      Riwayat menstruasi
Menarce : 13 tahun , siklus 28 hari, lama 7 hari, banyak 2-3 hari ganti pembalut, disminore -, keluahan lain -.
4.      Riwyat pernikahan
Ibu mnegatakan ini pernikahannya yang pertama secara syah, kurang lebih 11 tahun.
5.      Riwayat obstertri
P2A1Ah1
6.      Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Kehamilan


Persalinan


Anak


Nifas
Tahun
UK
Kompl
J.persalinan
Penolong
Peyulit
BB
Jk
H/M
Laktasi
Kompl
2002
39 +3
-
Normal
Bidan
-
2900
Pr
H
Asi
-
2006
35
prematur
Normal
Dokter
-
1870
Lk
H
Asi
-
2012


curretase
Dokter
-
-
-
-
-
-

                                                                                                
7.      Riwayat kehamilan persalinan sekarang
-          ANC rutin                   TM 1   : 2X ( mual ) oleh bidan di puskesmas
TM II  : 3X ( T.a.k )
TM III             : 3x ( sakit pinggang )
-          Persalinan
Jenis persalinan           : normal
Penolong                     : bidan atas pengawasan dokter
Tempat persalinan       : RSUD muntilan
Penyulit persalinan      : 170/ 100 MmHg
Perdarahan                  : 150 cc
IMD                            : tidak dilakukan pasien banyak

8.      Riwayat kontrasepsi
1.      2003  kb suntik 3 bulan oleh bidan di BPS 2005 lepas program punya anak
2.      2006 kb co di beli di BPS  2012 lepas program punya anak.
3.      2013 iud (post plasenta lahir 10 menit oleh dokter di RSUD Muntilan )

9.      Keadaan bayi baru lahir
Tanggal lahir         : 4 februari 2013
BB/PB lahir           : 2800 gr/48 cm
Jk                           : lk-lk
Menangis spontan +
10.  Riwayat post partum
a. nutrisi 
      - makan : 3x/hari, 1 porsi sedang, nasi,sayur,lauk keluhan –
      - minum : 5x.hari, 1gelas sedang, air putih, teh, keluhan –
b. eliminasi
      - BAB : ibu belum BAB
      - BAK : 4x/hari, konsitensi cair, warna kuning, bau khas urine, keluhan nyeri
c. Aktifitas
      ibu sudah bisa berjalan, belajar menyusui, kekamar mandi.
d. istirahat
      ibu sudah tidur kurang lebih 6 jam
e. personal hygeni
      mandi 2x, ganti pembalut 3 x , ganti baju2x, celana dalam 2x, sikat gigi 2x.
f. kebutuhan menyusui
      ibu menyusui 5x.hari durasi 15-20 menit, asi belum keluar banyak.
11.  Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan bahwa ibu, suami, keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit menular seksual (HIV/AIDS, ISK ) menurun (asma, hipertensi, DM, kangker ) menular ( TBC, hepatitis ), dan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
12.  Kebiasaan yang merugikan
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak minum jamu-jamuan serta tidak mengkonsumi obat-obatan selain dari resep dokter dan bidan.
13.  Riwayat psikososial spritual
-          Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
-          Ibu mengatakan sudah menyiapkan nama untuk anaknya
-          Ibu mengatakan akan mengurus anaknya sendiri
-          Ibu mengatakan akan mandi besar setelah perdarahannya selesai.

B.     Data objektif
1.      Keadaan umum : baik       kesadaran : comosmentis
2.      Tanda vital            :
-          TD       : 120/90 MmHg
-          N         : 80 x/mnt
-          R         : 24x /mnt
-          S          : 36,7 0 C
3.      Antropometri
BB sekarang : belum terkaji          TB       : 152 cm
4.      pemeriksaan fisik
Kepala
Mesocephal, rambut bersih , ketombe -, rontok -,
Muka
Simetris, odema -, pucat -
Mata
Simetris, konjungtiva merah muda , sklera putih.
Hidung
Simetris, bersih, polip -
Mulut
Simetris, stomatitis -, gigi bersih, berlubang -, caries -
Telinga
Simetris, serumen -
Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe dan tiroid
Dada
Payudara simetris,puting menonjol, hiperpigmentasi aerola, kolostrum +, NT -.
Abdoment
Bekas luka operasi -, kontraksi keras, TFU 3 jari dibwh pusat.
Genetalia
Varises-, odema-, locea rubra, perdarahan 25 cc, luka jahitan +, basah +, nyeri tekan +, bau -, tanda-tanda infeksi
Anus
Hemoroid -.
Ektremitas
Bagian atas simetris, kuku bersih, panjang-, odema-, kelainan kongenetal -

Bagian bawah simetris, kuku bersih, panjang -, odema-, varises -, kelainan kongenetal -.

5.      Pemeriksaan penunjang
Hb : 11 gr % ( 04-02-2013)
HbsAg       : -
Protein urin : -
Gol dar      : A

C.     Analisa

           Ny S umur 32 tahun P2A1AH2 post partum hari ke-2 normal

D.    Penatalakasanaan

1. Memberitahu hasil pemeriksaan keadaan ibu
-    Ibu mengerti
2. Memberikan KIE kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi, sayur mayur dan buah segar agar dapat memperlancar ASI dan mengkonsumsi makanan yang berprotein tinggi ( tempe, tah, telur, ikan laut ) menghindari makanan yang masih mentah dan terlalu matang memasaknya.
-    Ibu mengerti penjelasaan bidan
3.Memberikaan KIE kepada ibu untuk merawat payudaranya dengan cara sebelum dan sesudah menyusui disarankan mencuci tangan dan mengoleskan dengan ASI disekitar aerola dan puting, bias di dikompres dengan kompres hangat dingin .
-    Ibu mengerti penjelasaan bidan
4. Memberikan KIE kepada ibu untuk tidak cemas dengan pengeluaran ASI nya yang belum lancar dalam hal ini termasuk norma, 1-2 hari post persalinan pengeluaran disebut dengan kolostrum warnanya putih jernih, hari 3 seterusnya barulah pengeluaran ASI matur, disarankan kepada ibu untuk tetap menyusui bayinya, karena ini dapat merangsang pengeluaran ASI, dan mencegah perdarahan.
-    Ibu mengerti penjelasan bidan dan tidak cemas
5.Memberikan KIE kepada ibu tentang perwatan luka jahitan yakni, perinsipnya bersih dan kering, setiap kali BAB atau BAK di keringkan dengan handuk bersih dan kering, setelah mandi di keringkan dengan handuk bersih dan diberi kassa betadin kurang lebih 1 menit ditekan diarea jahitan, dan mengganti pembalut sebelum pembalutnya penuh.
-    Ibu mengerti penjelasan bidan
6.Menyarankan kepada ibu untuk memberikan ASI ekslusif yakni memberikan ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun, hanya ASI, hal ini dapat memberikan kekebalan bagi bayi dan mempercepat proses kembalinya rahim seperti sebelum hamil.
-    Ibu bersedia mengikuti saran bidan
7.Memberikan terapi Asmet 3x 500 gr, sf 1x1, BC  dan vit c 1x1, diminum rutin.
-    Ibu bersedia meminumnya.







BAB V
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau beberapa jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu berikutnya. Masa nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel generatif, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa.
Ada yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misal, karena tertutupnya mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi. Meskipun perdarahan nifas berlangsung singkat, sebaiknya tetap menganggap masa nifas belum selesai. Masa nifas tetap saja sebaiknya berlangsung selama 40 hari, baik ibu yang melahirkan normal atau sesar. Sebab, meskipun gejala nifasnya sudah berlalu, belum tentu rahimnya sudah kembali ke posisi semula.
Dalam masa pembersihan rahim beberapa hal penting kebutuhan dasar  pada ibu nifas yaitu Nutrisi dan Cairan , kebersihan diri , senam nifas , Dll .








DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan
KebidananNifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-
nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 16 February 2013: 20.00 WIB.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan
Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan
KebidananPost Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan
Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa
Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar