BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang
baik, diantaranya dari segi ibu dan anak, adalah merupakan pertimbangan yang
penting. Telah hampir satu abad kita berupaya agar dapat menolong ibu
melahirkan dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat. Kita dituntut untuk
mampu dan dapat memberikan kontribusi dalam bidang obstetri dan ginekologi,
terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menurunkan angka
kelahiran, kematian ibu dan kematian anak. Semua ini secara bertahap dapat kita
lihat hasilnya, untuk itu perlu adanya peningkatan sistem informasi dan
komunikasi secara terus menerus.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan
pelayanan kesehatan maternal yang efektif pada kehamilan, persalinan, nifas
dengan komplikasi sehingga angka kematian dan kesakitan dapat dikurangi. Dalam
melaksanakan upaya tersebut diperlukan SDM yang mempunyai kemampuan untuk
memberikan pelayanan yang optimal dan bukti acuan yang disepakati oleh semua pihak.
Konsep perawatan pasca melahirkan yang dikembangkan pada
persalinan normal sebenarnya mengkuti pola tradisional yang dikemas secara
modern yaitu mobilisasi dini, rooming in, pemberian ASI awal. Pola ini melalui
penelitian terbukti mempunyai keuntungan bagi ibu maupun bayinya. Dalam
pengawasan setelah melahirkan, dokter/bidan yang merawat akan datang setiap
hari atau setiap saat untuk memberikan petunjuk perawatan.
Pemeriksaan pada masa nifas tidak banyak mendapat perhatian
ibu, karena sudah dirasa baik dan selanjutnya semua berjalan lancar.
Pemeriksaan kala nifas sebenarnya sangat penting dilakukan untuk mendapatkan
penjelasan yang berharga dari dokter/bidan yang menolong persalinan itu.
Diantara masalah penting tersebut adalah melakukan evaluasi secara menyeluruh
tentang alat kelamin dan mulut rahim yang mungkin masih luka akibat proses
persalinan.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60 % kematian
ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama. (Sarwono, 2002:122-123)
Mengingat masa nifas adalah masa transisi dimana ibu
mengalami perubahan-perubahan sehingga diperlukan dukungan baik dari petugas
maupun keluarga segera setelah kelahiran, pengalaman dramatis wanita
berhubungan dengan perubahan anatomi dan psikologi sebagai transisi ke keadaan
sebelum hamil. Secara psikologis wanita mengalami proses menuju tercapainya
menjadi seorang ibu yang dipengaruhi oleh kepercayaan individu dan kebudayaan.
Pelayanan kesehatan profesional yang baik mendukung wanita melewati masa ini
dengan mengembalikan kemampuan wanita untuk merawat bayinya. Pengaruh
kebudayaan yang baik sangat penting untuk wanita dan keluarganya, dapat meningkatkan
konseling dan penilaian fisik dan psikologis.
B.
Ruang Lingkup
Dalam laporan kasus asuhan kebidanan ini penulis hanya
membahas asuhan kebidanan pada Ny. S umur 32 tahun P2A1Ah2 post partum 2 hari normal Sedang yang
dilakukan di ruang Gladiool RSUD Muntilan Kab Magelang.
C. Tujuan
1. Tujan Umum
Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dan
melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Nifas Fisiologis melalui pendidikan dan
pencegahan serta mendapat pengalaman secara nyata di lapangan agar dapat
memberikan pelayanan kebidanan yang lebih efektif dan lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.
2. Tujuan Khusus
a. Menjaga kesehatan ibu
dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
b. Melaksanakan skrining yang
komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan
keluarga berencana.
e. Mahasiswa mampu
melakukan Asuhan Kebidanan nifas fisiologis dengan Metode Varney, dan melakukan
pendokumentasian dengan metote SOAP, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Melakukan pengkajian pada nifas fisiologis
2)
Melakukan identifikasi masalah/diagnosa
3)
Melakukan dan menentukan antisipasi masalah potensial
4) Menentukan rencana asuhan kebidanan disertai
rasional dan intervensi
5) Melaksanakan
intervensi yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan pada nifas fisiologis
6) Melakukan
implementasi sesuai dengan intervensi yang sudah ditentukan
7) Mengevaluasi
keefektifan dari Asuhan Kebidanan yang sudah diberikan
D.
Manfaat
Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
- Mahasiswa dapat
mengetahui konsep asuhan ibu nifas normal
- Mahasiswa dapat
mengetahui perubahan ibu nifas normal
- Mahasiswa dapat
mengetahui kebutuhan dasar ibu nifas normal
- Mahasiswa dapat
mengetahui penatalakasanaan serta evaluasi pada nifas normal
2. Bagi Institusi
Institusi
dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa akademi kebidanan STIKES ‘Aisyayah
Yogyakarta mampu membuat asuhan kebidanan
pada ibu nifas normal.
3. Bagi Lahan Praktek
RSUD Muntilan,
Magelang dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang komprehensif pada ibu nifas
normal, agar dapat menurunkan AKI dan AKB.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Perubahan Masa Nifas
Selama hamil, terjadi perubahan pada
sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi,
sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal, sistem endokrin,
sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda vital
adapun perubahan yang akan di bahasa dalam makalah ini adalah perubahan khususnya
pada sistem reproduksi wanita pada masa nifas.
Pada masa postpartum perubahan-perubahan
tersebut akan kembali menjadi seperti saat sebelum hamil. Adapun perubahannya
adalah sebagai berikut :
1.
Payudara
Perubahan
pada payudara dapat meliputi :
a. Penurunan
kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.
b. Kolostrum
sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3
setelah persalinan.
c.
Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan
pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang merupakan makanan pokok
terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu yang melahirkan akan
tesedia makanan bagi bayinya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam pelukan
ibunya, merasa aman, tenteram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini
merupakan faktor yang penting bagi perkembangan anak selanjutnya.
Produksi ASI masih sangat dipengaruhi
oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang
percaya diri dan berbagai ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI
bahkan tidak terjadi produksi ASI. Ibu yang sedang menyusui juga jangan terlalu
banyak dibebani urusan pekerjaan rumah tangga, urusan kantor dan lainnya karena
hal ini juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik
harus dalam keadaan tenang.
Ada
2 refleks yang sangat dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu, yaitu :
a.
Refleks Prolaktin
Pada waktu bayi menghisap payudara ibu,
ibu menerima rangsangan neurohormonal pada putting dan areola, rangsangan ini
melalui nervus vagus diteruskan ke hypophysa lalu ke lobus anterior, lobus
anterior akan mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk melalui peredaran darah
sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI dan merangsang untuk memproduksi ASI.
b.
Refleks Let Down
Refleks ini mengakibatkan memancarnya
ASI keluar, isapan bayi akan merangsang putting susu dan areola yang dikirim
lobus posterior melalui nervus vagus, dari glandula pituitary posterior
dikeluarkan hormon oxytosin ke dalam peredaran darah yang menyebabkan adanya
kontraksi otot-otot myoepitel dari saluran air susu, karena adanya kontraksi
ini maka ASI akan terperas ke arah ampula.
2.
Uterus
Uterus
secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat
uterus 1000 gr
1. Akhir
kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berata
uterus 750 gr.
2. Satu
minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat simpisis dengan
berat uterus 500 gr
3. Dua
minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan
berat uterus 350 gr
4.
Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr
3. Involusi
Uterus
Involusi
Uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke
kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Proses involusio uterus
adalah sebagai berikut :
Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri
sendiri yang terjadi di dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan
jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum
hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan.
Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam system vascular dan
system limphatik
Efek oksitosin (cara bekerjanya oksitosin)
Oksitosin
menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan
pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses
ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta
mengurangi perdarahan.
Waktu
|
Bobot
Uterus
|
Diameter
Uterus
|
Palpasi
Serviks
|
Pada
akhir persalinan
|
900
gram
|
12,5
cm
|
Lembut/lunak
|
Akhir
minggu ke-1
|
450
gram
|
7,5
cm
|
2
cm
|
Akhir
minggu ke-2
|
200
gram
|
5,0
cm
|
1
cm
|
Akhir
minggu ke-6
|
60
gram
|
2,5
cm
|
Menyempit
|
Setelah
bayi
lahir, ligamen
dan diafragmapelvisfasia
yang meregang sewaktu kehamilan
dan saat melahirkan,
kembali seperti sedia kala. Perubahanligamen
yang dapat terjadi pasca melahirkan
antara lain: ligamentum rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus
menjadi retrofleksi;
ligamen,
fasia,
jaringan penunjang alat genetalia
menjadi agak kendor.
Segera
setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal
ini disebabkan korpus uteri berkontraksi,
sedangkan serviks tidak
berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviksuteri berbentuk cincin.
Warna serviks merah
kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan,
tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1
jari saja yang dapat masuk.
Oleh
karena hiperpalpasi dan retraksiserviks, robekan serviks dapat sembuh.
Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu sebelum hamil. Pada
umumnya ostium eksternum lebih besar,
tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada
pinggir sampingnya.
Selama
prosespersalinanvulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinankedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali
pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai
tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan
berubah menjadi karankulae
mitiformis yang khas bagi wanitamultipara. Ukuran vagina akan selalu lebih
besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineumpasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu.
Perubahan pada perineumpasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu.
Meskipun
demikian, latihanototperineum dapat
mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium
dengan latihan harian.
7.
Lokia
Dengan
adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs
plasenta akan menjadi necrotic (layu/mati). Desidua yang mati akan keluar
bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan desidua tersebut
dinamakan lokia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat.
Lokia
adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir)
meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita.
Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat
dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, seperti pada tabel berikut ini:
Lokia
|
Waktu
|
Warna
|
Ciri-ciri
|
Rubra
|
1-3
hari
|
Merah
kehitaman
|
Terdiri
dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa
darah
|
Sanginolenta
|
3-7
hari
|
Putih
bercampur merah
|
Sisa
darah bercampur lendir
|
Serosa
|
7-14
hari
|
Kekuningan/
kecoklatan
|
Lebih
sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan
laserasi plasenta
|
Alba
|
>14
hari
|
Putih
|
Mengandung
leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
|
8
. Perubahan Sistem Pencernaan
|
a.
Ibu menjadi lapar dan siap untuk makan pada 1-2 jam setelah bersalin.
Konstipasi dapat menjadi masalah pada awal puerperium akibat dari kurangnya
makanan padat dan pengendalian diri terhadap BAB. Ibu dapat melakukan
pengendalian terhadap BAB karena kurang pengetahuan dan kekhawatiran lukanya
akan terbuka bila BAB.
b.
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari
setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus
menurun selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum
persalinan, kurang makan, atau dehidrasi. Ibu seringkali sudah menduga nyeri
saat defekasi karena nyeri yang dirasakannya di perineum akibat episiotomi,
laserasi, atau hemoroid. Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali
setelah tonus usus kembali ke normal.
9.
Perubahan Sistem Perkemihan
|
1.
Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama puerperium.
Diuresis yang banyak mulai segera setelah persalinan sampai 5 hari postpartum.
Empat puluh persen ibu postpartum tidak mempunyai proteinuri yang patologi dari
segera setelah lahir sampai hari kedua postpartum, kecuali ada gejala infeksi
dan preeklamsi.
2.
Dinding saluran kencing memperlihatkan oedema dan hyperaemia. Kadang-kadang
oedema dari trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi
retensio urine. Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitive dan
kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing poenuh atau sesudah kencing
masih tinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada kandung kencing
waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum, normal kembali dalam waktu 2
minggu.
10. Perubahan Sistem Musculoskeletal
|
1.
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat
membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu
akibat pembesaran uterus. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu
ke-6 sampai ke-8 setelah wanita melahirkan.
2.
Dinding abdominal lembek setelah proses persalinan karena peregangan selama
kehamilan. Semua wanita puerperal mempunyai beberapa derajat tingkat diastasis
recti, yang merupakan separasi dari otot rectus abdomen. Berapa parah diastasis
ini adalah tergantung pada sejumlah faktor termasuk kondisi umum wanita dan
tonus otot, apakah wanita berlatih dengan setia untuk memperoleh kembali
kesamaan otot abdominalnya, pengaturan jarak kehamilan (apakah dia mempunyai
waktu untuk memperoleh kembali tonus ototnya sebelum kehamilan selanjutnya) dan
apakah kehamilannya mengalami overdistensi abdomen seperti kehamilan
ganda.
3.
Sakit punggung Biasanya pada persalinan lama dan sulit ibu akan merasakan lelah
dan ngilu pada punggung bawah atau mungkin juga timbul ketegangan & rasa
tdk nyaman pada punggung bagian atas, leher, dan bahu krn terus-menerus dalam
posisi mendorong dalam waktu lama. Rasa
nyeri pada tulang ekor juga bisa timbul krn adanya memar/retak y timbul karena
penekanan tulang belakang ibu oleh bagian belakang kepala bayi pada presentasi
posterior. Rasa nyeri pada tulang punggung juga bisa timbul setelah pembiusan
epidural.
11.
Perubahan Sistem Endokrin
|
a).
Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitary posterior dan
bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Oksitosin di dalam
sirkulasi darah menyebabkan kontraksi otot uterus dan pada waktu yang sama
membantu proses involusi uterus.
b).
Prolaktin
Penurunan estrogen menjadikan prolaktin yang dikeluarkan
oleh glandula pituitary anterior bereaksi terhadap alveoli dari payudara
sehingga menstimulasi produksi ASI. Pada ibu yang menyusui kadar prolaktin
tetap tinggi dan merupakan permulaan stimulasi folikel di dalam ovarium
ditekan.
c). HCG, HPL, Estrogen, dan progesterone
Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan lahir, tingkat
hormone HCG, HPL, estrogen, dan progesterone di dalam darah ibu menurun dengan
cepat, normalnya setelah 7 hari.
-
Tabel Perubahan Sistem Endokrin pada Masa Nifas
Hormon
|
Perubahan Yang Terjadi
|
Keadaan Terendah
|
Hormon Placental Lactogen
|
Menurun
|
24 jam
|
Estrogen
|
Menurun
|
Hari ke-7
|
Progesteron
|
Menurun
|
Hari ke-7
|
FSH
|
Menurun
|
Hari ke 10-12
|
LH
|
Menurun
|
Hari ke 10-12
|
Prolaktin
|
Menurun
|
Hari ke-14
|
12.
Perubahan Tanda-Tanda Vital
|
Table
perubahan tanda-tanda vital sebagai berikut :
No.
|
Tanda – Tanda Vital
|
1.
2.
3.
4.
|
Temperatur
Temperatur kembali ke normal dari sedikit peningkatan selama
periode intrapartum dan menjadi stabil dalam 24 jam pertama postpartum Selama
24 jam pertama dapat meningkat sampai 38 derajat celsius sebagai akibat efek
dehidrasi persalinan. Setelah 24 jam wanita tidak harus demam.
Denyut nadi
Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena
pengaruh partus lama, persalinan sulit dan kehilangan darah yang berlebihan.
Setiap denyut nadi di atas 100 x/menit selama masa nifas adalah abnormal dan
mengindikasikan pada infeksi atau haemoragic post partum. Denyut nadi dan
curah jantung tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian
mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke-8 sampai
ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum hamil.
Pernapasan
Pernapasan harus berada dalam rentang normal sebelum melahirkan.
Tekanan Darah
Seharusnya stabil dalam kondisi normal, sedikit berubah atau
menetap.
|
13. Perubahan
Sistem Kardiovaskuler
|
Sistem kardiovaskuler
Sebagai
kompensasi jantung dapat terjadi bradikardi 50-70 x/menit, keadaan ini dianggap
normal pada 24-48 jam pertama. Penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg pada
saat klien merubah posisi dari berbaring ke duduk lebih disebabkan oleh reflek
ortostatik hipertensi. Normalnya selama
beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb, Hematokrit dan hitungan eritrosit
berfruktuasi sedang. Akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh di bawah
tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut
kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran ,
volume darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa. Setelah 2 minggu perubahan ini
kembali normal seperti keadaan tidak hamil.(Saifuddin, 2002).
B.
Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
2.1.1
Nutrisi dan Cairan
A. Nutrisi
Nutrisi
yang di konsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori bagus
untuk proses metabolisms tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI.
Wanita dewasa memerlukan 2.200 k kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang
sama dengan wanita dewasa + 700 k. kalori pada 6 bulan pertama kemudian + 500
k. kalori bulan selanjutnya.
Gizi
Ibu Menyusui
-
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap
hari
-
Makan diet berimbang untuk mendapatkan
protein, mineral, dan vitamin yang cukup.
-
Minum sedikitnya 3 liter setiaphari
(anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
-
Pil zat besi harus diminum untuk
menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
-
Minum Vitamin A (200.000 unit) agar bisa
memberikan Vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.
Sesudah
satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan yang mengandung kalori cukup
banyak untuk mempertahankan berat badan si ibu.
Jika
ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir beserta
dengan kakaknya yang balita ibu meembutuhkan kalori Iebih banyak dari pada ibu
menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi besarnya
penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan diet ibu
mengandung 1500 kalori dan hidrusi diet cairan atau obat-obatan pengurus badan.
Penurunan
berat badan lebih dari setengah kilogram perminggu dan pembatasan kalori yang
terlalu ketat akan rnengganggu gizi dan kesehatan ibu serta dapat membuat ibu
memproduksi ASI lcbih lanjut.
.i Karbohidrat
Makanan
yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat. Laktosa (gula susu)
adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada dalam jumlah lebih besar
dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah
di metabolisme menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan glukosa) yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi selama masa bayi.
ii Lemak
Lemak
25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan kira-kira setengah kalori yang
diproduksi oleh air susu ibu.
iii.
Protein
Jumlah
kelebihan protein yang diperlukan oleh ibu pada masa nifas adalah sekitar
10-15%. Protein utama dalam air susu ibu adalah whey. Mudah dicerna whey
menjadi kepala susu yang lembut yang memudahkan penyerapan nutrient kedalam
aliran darah bayi. Sumber karbohidrat yaitu :
-
Nabati :tahu, tempe dan kacang –
kacangan
-
Hewani : daging, ikan, telur, hati, otak,
usus, limfa, udang, kepiting
iv.
Vitamin dan Mineral
Kegunaan
vitamin dan mineral adalah untuk melancarkan metabolisme tubuh. Beberapa
vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat perhatian khusus
karena jumlahnya kurang mencukupi, tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi sewaktu
bayi bertumbuh dan berkembang.
Vitamin
dan mineral yang paling mudah menurun kandungannya dalam makanan adalah Vit B6,
tiamin, As.folat, kalsium, seng, dan magnesium. Kadar Vit B6, tiamin dan
As.folat dalam air susu langsung berkaitan dengan diet atau asupan suplemen
yang dikonsumsi ibu. Asupan vitamin yang tidak memadai akan mengurangi cadangan
dalam tubuh ibu dan mempengaruhi kesehatan ibu maupun bayi.
-
Sumber vitamin : hewani dan nabati
-
Sumber mineral : ikan, daging banyak
mengandung kalsium, fosfor, zat besi, seng dan yodium.
v. Cairan
Fungsi
cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh. Minumlah cairan
cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi.
-
Asupan tablet tambah darah dan zat besi
diberikan seta= 40 hari post partum
-
Miuman kapsul Vit A (200.000 unit)
2.1.2
Ambulasi Pada Masa Nifas
Persalinan
merupakan proses yang melelahkan, itulah mengapa Ibu disarankan tidak langsung
turun ranjang setelah melahirkan karena dapat menyebabkan jatuh pingsan akibat
sirkulasi darah yang belum berjalan baik. Ibu harus cukup beristirahat, dimana
Ibu harus tidur terlentang selama 8 jam post partum untuk mencegah perdarahan
post partum. Setelah itu, mobilisasi perlu dilakukan agar tidak tcrjadi
pembengkakan akibat tersumbatnya pembuluh darah Ibu. Pada persalinan normal,
jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infuse atau kateter dan
tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya Ibu diperbolehkan untuk mandi dan
pergi kc wc dcngan dibantu, satu atau dua jam setelah melahirkan secara normal.
Sebelum waktu ini, Ibu diminta untuk melakukan latihan menarik nafas yang dalam
serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan tungkainya
dari tepi ranjang. Pasien Sectio Caesarea biasanya mulai ‘ambulasi’ 24-36 jam
sesudah melahirkan. Jika Pasien menjalani analgesia epidural, pemulihan
sensibilitas yang total harus dilakukan dahulu sebelum ambulasi dimulai.
Setelah itu Ibu bisa pergi ke kamar mandi. Dengan begitu sirkulasi darah di
dalam tubuh akan berjalan dengan baik. Gangguan yang tidak diinginkan pun bisa
dihindari.
Mobilisasi
hendaknya dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan gerakan miring ke kanan dan
ke kiri. Pada hari kedua Ibu telah dapat duduk, lalu pada hari ketiga Ibu telah
dapat menggerakkan kaki yakni dengan jalan-jalan. Hari keempat dan kelima, Ibu
boleh pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka. Terkait dengan mobilisasi, Ibu
sebaiknya mencermati faktor-faktor berikut ini:
-
Mobiliasi jangan dilakukan
terlalu cepat sebab bisa menyebabkan Ibu terjatuh. Khususnya jika kondisi Ibu
masih lemah atau memiliki penyakit jantung. Meski begitu, mobilisasi yang
terlambat dilakukan juga sama buruknya, karena bisa menyebabkan gangguan fungsi
organ tubuh, aliran darah tersumbat, teranggunya fungsi otot dan lain-lain.
-
Yakinlah Ibu bisa melakukan gerakan-gerakan di
atas secara bertahap.
-
Kondisi tubuh akan cepat pulih jika Ibu
melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat. Tidak Cuma itu, sistem sirkulasi
di dalam tubuh pun bisa bcrfungsi normal
kembali
akibat mobilisasi. Bahkan penelitian menyebutkan early ambulation (gerakan
sesegera mungkin) bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah
bisa menyebabkan terjadinya trombosis vena dalam atau DVT (Deep Vein
Thrombosis) dan bisa menyebabkan infeksi.
Jangan
melakukan moblisasi secara berlebihan karena bisa membebani jantung.
Latihan
postnatal dilakukan seperti diuraikan dalam gambar 20.2. biasanya latihan
dimulai pada hari pertama dan dilakukan sehari sekali dengan pengawasan Bidan.
Pada beberapa Rumah Sakit, fisioterapis menyelenggarakan kelas-kelas latihan
postnatal pada hari-hari tertentu setiap minggu.
Tujuan
latihan dijelaskan pada lbu sehingga la menyadari pentingnya meluangkan waktu
untuk mengikuti latihan ketika di Rumah Sakit dan akan melanjutkannya setelah
dirumah nanti. Latihan membantu menguatkan otot-otot perut dan dengan demikian
menghasilkan bentuk tubuh yang baik, mengencangkan dasar panggul sehingga
mencegah atau memperbaiki stres inkontinensia, dan membantu memperbaiki
sirkulasi darah di seluruh tubuh.
2.1.3
Proses Adaptasi Psikologis Ibu Pada Masa Nifas Eliminasi ( BAB / BAK )
- Fungsi
Sistem Perkemihan
a.
Mencapai hemostatis internal
Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit
Cairan
yang terdapat dalam tubuh terdiri dari air dan unsur-unsur yang terlarut di
dalamnya. 70 % dari air tubuh terletak di dalam sel-sel dan dikenal sebagai
cairan intraselular. kandungan air sisanya disebut cairan ekstraselular. Cairan
ekstraselular dibagi antara plasma darah, dan cairan yang langsung memberikan
lingkungan segera untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial (Cambridge, 1991:
2). Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan
keseimbangan cairan dalam tubuh.Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau voleme
air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti.
b.
Keseimbangan asam basa tubuh
batas normal PH cairan
tubuh adalah 7,35-7,40, Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH <>
c.
Mengeluarkan sisa metabolisme, racun dan zat toksin
ginjal
mengekskresi hasil akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen terutama
: urea, asam urat, dan kreatinin.
- Keseimbangan
dan keselarasan berbagai proses di dalam tubuh
a.
Pengaturan Tekanan Darah
Menurunkan
volume darah dan serum sodium (Na) akan meningkatkan serum pottasium lalu
merangsang pengeluaran renin yang dalam aliran darah diubah menjadi angiotensin
yang akan mengekskresikan aldosteron sehingga mengakibatkan terjadinya retensi
Na+ + H2O kemudian terjadi peningkatan volume darah yang meningkatkan tekanan
darah.
Angiotensin
juga dapat menjadikan vasokontriksi perifer yang mengakibatkan peningkatan
tekanan darah.
b.
Perangsangan produksi sel darah merah
Dalam
pembentukan sel darah merah diperlukan hormon eritropoietin untuk merangsang
sumsum tulang hormon ini dihasilkan oleh ginjal.
- Sistem
Urinarius
Perubahan
hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut menyebabkan
peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar sterorid setelah wanita
melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa pasca
partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
melahirkan. diperlukan kira-kira dua sampai 8 minggu supaya hipotonia pada
kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum
hamil (Cunningham, dkk ; 1993). Pada sebagian kecil wanita, dilaktasi traktus
urinarius bisa menetap selama tiga bulan.
a.
Komponen Urine
Glikosuria
ginjal diinduksikan oleh kehamilan menghilang. Laktosuria positif pada ibu
meyusui merupakan hal yang normal. BUN (blood urea nitrogen), yang meningkat
selama pasca partum, merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi,
Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga menyebabkan
proteinuria ringan (+1) selama satu sampai dua hari setelah wanita melahirkan.
Hal ini terjadi pada sekitar 50% wanita. Asetonuria bisa terjadi pada wanita
yang tidak mengalami komplikasi persalinan atau setelah suatu persalinan yang
lama dan disertai dehidrasi.
b.
Diuresis Postpartum
Dalam
12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun di
jaringan selama ia hamil. salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang
teretensi selama masa hamil ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari,
selama dua sampai tiga hari pertama setelah melahirkan. Diuresis pascapartum,
yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan
vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat
kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.
Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan
penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pasca partum. Pengeluaran
kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-kadang disebut kebalikan
metabilisme air pada masa hamil (reversal of the water metabolisme of
pregnancy)
c.
Uretra dan Kandung Kemih
Trauma
bila terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni
sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami
hiperemesis dan edema, seringkali disertai di daerahdaerah kecil hemoragi.
Kandung kemih yang oedema, terisi penuh dan hipotonik dapat mengakibatkan
overdistensi, pengosongan yang tak sempurna dan urine residual kecuali jika
dilakukan asuhan untuk mendorong terjadinya pengosongan kandung kemih bahkan
saat tidak merasa untuk berkemih.
Pengambilan
urine dengan cara bersih atau melalui kateter sering menunjukkan adanya trauma
pada kandung kemih. Uretra dan meatus urinarius bisa juga mengalami edema.
Kombinasi
trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi
lahir, dan efek konduksi anestesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun.
Selain itu, rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat
melahirkan, leserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah refleks
berkemih. Penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum, bisa menyebabkan
distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah
wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa
menghambat uterus berkontraksi dengan balk. pada masa pascapartum tahap lanjut,
distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka
terhadap infeksi sehingga mengganggu proses berkemih normal (Cinningham,
dkk,1993). Apabila terjadi distensi berlebih pada kandung kemih dalam mengalami
kerusakan lebih lanjut (atoni). Dengan mengosongkan kandung kemih secara
adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai
tujuh hari setelah bayi lahir.
2.1.4
Inkontinesi Urine
Ketidaksanggupan
sementara atau permanen otot sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine
dari kandung kemih Jika kandung kemih dikosongkan secara total selama
inkontinensi (Inkontinensi komplit) Jika kandung kemih tidak secara total
dikosongkan selama inkontinensia (inkontinensi sebagian)
Penyebab
Inkontinensi
a. Proses ketuaan
b. Pembesaran kelenjar prostate
c. Spasme
kandung kemih
d. Menurunnya kesadaran
e. Menggunakan obat narkotik sedative
Ada
beberapa jenis inkontinensi yang dapat dibedakan :
1. Total
inkontinensi
Adalah
kelanjutan dan tidak dapat diprediksikan keluarnya urine. Penyebabnya biasanya
adalah injury sfinter eksternal pada laki-laki, injury otot perinela atau
adanya fistula antara kandung kemih dan vaginapada wanita dan kongenital atau
kelainan neurologis.
2. Stress
inkontinensi
Ketidaksanggupan
mengontrol keluarnya urine pada waktu tekanan abdomen meningkat contohnya
batuk, tertawa — karena ketidaksanggupan sfingter eksternal menutup.
3. Urge
inkontinensi
Terjadi
pada waktu kebutuhan berkemih yang baik, tetapi tidak dapat ketoilet tepat pada
waktunya. Disebabkan infeksi saluran kemih bagian bawah atau spasme kandung
kemih.
4. Fungisonal
inkontinensi
Adalah
involunter yang tidak dapat diprediksi keluarnya urine. Biasa didefinisikan
sebagai inkontinensi persists karena secara fisik dan mental mengalami gangguan
atau beberapa faktor lingkungan dalam persiapan untuk buang air kecil di kamar
mandi.
5. Refleks
inkontinensi
Adalah
involunter keluarnya urine yang diprediksi intervalnya ketika ada reaksi volume
kandung kemih penuh. Klien tidak dapat merasakan pengosongan kandung kemihnya
penuh.
6. Enuresis
o Sering terjadi pada anak-anak
o Umumnya terjadi pada malam hari —
nocturnal enuresis
o Dapat terjadi satu kali atau lebih dalam
semalam.
Penyebab
Enuresis
Ø Kapasitas
kandung kemih lebih besar dari normalnya
1) Anak-anak
yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi darikeinginan berkemih
tidak diketahui, yang mengakibatkan terlambatnya bagun tidur untuk kekamar
mandi.
2) Kandung
kemih irritable dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar.
3) Suasana
emosional yang tidak menyenangkan di rumah (misalnya persaingan dengan saudara
kandung, cekcok dengan orang tua). Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa
anaknya akan mengatasi kebiasaannya tanpa dibantu untuk mendidiknya.
4) lnfeksi
saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologi sistem perkemihan.
5) Makanan
yang banyak mengandung garam dan mineral atau makanan pemedas.
6) Anak
yang takut jalan pada gang gelap untuk kekamar mandi.
2.1.5
Perubahan Sistematik Pascapartum , Urinarius .
Setelah
melahirkan, sistem urinarius kembali kepada kondisi seperti sebelum hamil.
Perubahan ini merupakan perubahan yang retrogresif yang efeknya banyak
menghabiskan tenaga dan berat badan. Hamper segera setelah melahirkan,terjadi
diuresis untuk membersihkan tubuh dari kelebihan cairan yang di kumpulkan oleh
tubuh selama kehamilan.
Temuan
kajian :
1. Kehilangan tonus kandung kemih untuk
sementara
2. Kehilangan sensasi untuk berkemih
3. Uterus terdesak oleh distensi kandung
kemih
4. Peningkatan produksi urin
5.
Peningkaatan keringat
Implikasi
keperawatan :
1. dapatkan riwayat
pascapartum dan lakukan pemeriksaan fisik lengkap
2. dapatkan riwayat
proses persalinan lengkap
3. kaji distensi kandung kemih dengan
palpasi atau perkusi diatas abdomen dan diatas simfisis
pubis.
4. palpasi fundus
uteri; fundus yang lunak dan redup mungkin mengindikasikan distensi kandun
kemih.
5. anjurkan
kepada klien untuk berjalan ke kamar mandi dan berkemih pada akhirjam pertama
pascapartum.
6. temani klien selama
proses berkemihnya yang pertama untuk mengantisipasi rasa pusing yang
dialami klien.
7. nyalakan keran air, berikan klien segelas air, atau alirkan
air hangat diatasvulva untuk
membantu proses berkemih.
8. pasang kateter jika
kandung kemih klien mengalami distensi dank lien tidak mampu untuk
berkemih sendiri pada akhir jam pertama.
9. pantau masukan dan
keluaran engan ketat untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan
cairaan.
2.1.6
Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas Kebersihan Diri / Perinium
Kebersihan
adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan
bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit
atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus,
bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.
Mencuci
adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun
atau deterjen. Mencuci tangan dengan air dan sabun, atau menggunakan produk
kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan
batuk-pilek.
Kebersihan
lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai
sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan
perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan
peralatan makan, membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah.
Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan
membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
Tingkat
kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia.
Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah di rumah sakit,
sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di pabrik
semikonduktor yang bebas debu.
I.
Kebersihan Pada Masa Nifas
Empat
puluh minggu masa kehamilan telah terlewati dengan mulus. Namun masih harus
menjalani proses yang tak kalah merepotkan, yakni proses “pembersihan diri”
alias masa nifas. Biasanya berlangsung 40 hari. Tahapan-tahapan selama masa
nifas ini, vagina akan terus-menerus mengeluarkan darah. Biasanya darah
tersebut mengandung trombosit, sel-sel tua, sel-sel mati (nekrosis), serta
sel-sel dinding rahim (endometrium), yang disebut lokia. Ibu pasca melahirkan
akan mengalami empat tahapan perubahan lokia dalam masa nifas ini:
II.
Merah segar (lokia lubra). Tahap
pertama ini akan berlangsung selama tiga hari pertama setelah melahirkan. Darah
pada tahapan pertama ini berpotensi mengandung banyak kuman penyakit.
III.
Merah dan berlendir (lokia
sanguinolenta). Untuk tahapan kedua ini biasanya
berlangsung selama satu hingga dua minggu
IV.
Kuning kecoklatan lalu merah muda
(lokia serosa). Cairan yang berwarna seperti ini
biasanya mulai keluar dua minggu hingga satu bulan setelah melahirkan.
V.
Kekuningan
lalu bening (lokia alba). Cairan ini keluar selama sekitar
dua minggu, yakni dari minggu keempat sampai minggu keenam. Bila cairan lokia
sudah berwarna bening, tandanya masa nifas Anda berlangsung normal. Kebersihan
yang kurang terjaga di masa nifas bukan hanya dapat mengundang infeksi pada
vagina tapi juga rahim.
Padaprinsipnya,
urgensi kebersihan vagina pada saat nifas dilandasi beberapa alasan yaitu :
(1) Banyak darah dan kotoran yang keluar
dari vagina.
(2) Vagina berada dekat saluran buang air
kecil dan buang air besar yang tiap hari kita lakukan.
(3) Adanya luka di daerah perineum yang bila
terkena kotoran dapat terinfeksi.
(4) Vagina merupakan organ terbuka yang
mudah dimasuki kuman. untuk kemudian menjalar ke rahim.
Langkah Kebersihan Vagina
Berikutmengenai
cara membersihkan vagina yang benar :
(1)
Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air
yang digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke
belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina
baik itu dari air seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan
infeksi pada luka jahitan.
(2)
Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptik karena dapat
berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut memegang daerah
tersebut dengan saksama.
(3)
Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahilan, upaya menjaga kebersihan
vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik
selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.
(4)
Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti.
Bila seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah pembalut tersebut
sudah dinodai darah dan kotoran? Berarti bila pembalut tidak diganti, maka
vagina akan tetap lembap dan kotor.
(5)
Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut
baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau minimal 3 jam
sekali atau bila sudah dirasa tak nyaman.
(6)
Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik
yang dircsepkan oleh dokter.
Perawatan
Pada Tindakan Episiotomi
Jika
persalinan normal sampai memerlukan tindakan episiotomi, ada beberapa hal yang
harus dilakukan agar proses pemulihan berlangsung seperti yang diharapkan.
Inilah
cara perawatan setelah episiotomi:
1.
Untuk menghindari rasa sakit kala buang air besar, ibu dianjurkan memperbanyak
konsumsi serat seperti buah-buahan dan sayuran. Dengan begitu tinja yang
dikeluarkan menjadi tidak keras dan ibu tak perlu mengejan. Kalau perlu, dokter
akan memberikan obat untuk melembekkan tinja.
2.
Dengan kondisi robekan yang terlalu luas pada anus, hindarkan banyak bergerak
pada minggu pertama karena bisa merusak otot-otot perineum. Banyak-banyaklah
duduk dan berbaring. Hindari berjalan karena akan membuat otot perineum
bergeser.
3.
Jika kondisi robekan tidak mencapai anus, ibu disarankan segera melakukan
mobilisasi setelah cukup beristirahat (lihat boks Perhatikan Tahapan Mobilisasi
hlm. ).
4.
Setelah buang air kecil dan besar atau pada saat hendak mengganti
pembalut darah nifas, bersihkan vagina dan anus dengan air seperti biasa. Jika
ibubenar-benar takut untuk menyentuh luka jahitan disarankan untuk duduk
berendam dalam larutan antiseptik selama 10 menit. Dengan begitu, kotoran
berupa sisa air seni dan feses juga akan hilang.
5.
Bila memang dianjurkan dokter, luka di bagian perineum dapat diolesi
salep antibiotik.
Bila
Terjadi Infeksi
Infeksi
bisa terjadi karena ibu kurang telaten melakukan perawatan pasca persalinan.
Ibu takut menyentuh luka yang ada di perineum sehingga memilih tidak
membersihkannya. Padahal, dalam keadaan luka, perineum rentan didatangi kuinan
dan bakteri sehingga mudah terinfeksi. Gejala-gejala infeksi yang dapat diamati
adalah :
1) suhu tubuh melebihi
37,5° C.
2) menggigil, pusing, dan
mual
3) keputihan
4) keluar cairan seperti
nanah dari vagina
5) cairan
yang keluar disertai bau yang sangat
6) keluarnya cairan
disertai dengan rasa nyeri
7) terasa nyeri di perut
8) perdarahan
kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit. Misalnya, seminggu sesudah
melahirkan, pendarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali banyak
keluar.
Bila
ada tanda-tanda seperti di atas, segera periksakan diri ke dokter. Infeksi
vagina yang ringan biasanya ditindaklanjuti dengan penggunaan antibiotik yang
adekuat untuk membunuh kuman-kuman yang ada di situ.
2.1.7
Kebutuhan Dasar Masa Nifas ( Istirahat )
Istirahat
yang memuaskan bagi ibu yang baru merupakan masalah yang sangat penting
sekalipun kadang-kadang tidak mudah dicapai. keharusan ibu untuk beristirahat
sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan beban
kandungan yang berat dan banyak keadaan yang menganggu lainnya, plus pekerjaan
bersalin,bukan persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang akan terjadi
pada hal hari-hari postnatal akan dipengaruhi oleh banyak hal : begitu banyak
yang harus dipelajari asi yang diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima
kartu ucapan selamat, karangan bunga, hadiah-hadiah serta menyambut tamu, dan
juga kekhawatiran serta keprihatian yang tidak ada kaitannya dengan situasi
ini. dengan tubuh yang letih dan mungkin Pula pikiran yang sangat aktif, ibu
sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup.
Istirahat
Malam
Selama
satu atau dua malam yang pertama, ibu yang baru mungkin memerlukan obat tidur
yang ringan. Biasanya dokter akan memberikannya jika benar-benar diperlukan.
Kerapkali tubuhnya sendiri yang mengambil alih fungsi obat tidur ini dan ia
benar-banar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda vital serta fundus
uteri hanya sedikit mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa lingkungan yang
asing baginya telah mengalihkan perhatiannya dan sebagian lainnya merasa
terganggu oleh luka bekas episiotomi sehingga semua ini akan menghalangi
tidurnya ketika pengaruh pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri atau tcrganggu
selalu memerlukan pemeriksaan dan analgesik dapat diberikan sebelum pasien
menggunakan obat tidur.
Setelah
hari kedua postnatal ,pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak
dibutuhkan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam
hari. ibu harus dibantu agar dapat beristirahat lebih dingin dan tidak diganggu
tanpa alasan. Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti suara pintu yang
berderik atau bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada siang harinya
sehingga dapat di atasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu tidur ibu.
Ibu
yang baru yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua
keadaan yang di temukan harus dilaporkan pada dokter. Insommia merupakan salah
satu tanda peringatan untuk psikosis nifas.
Waktu
siang hari di rumah sakit tidak perlu terlalu diprihatinkan, namun banyak orang
mengatakan hal tersebut harus pulang ke rumah untuk bisa beristirahat merupakan
pernyataan yang sering terdengar dan petugas yang terlibat dalam unit asuhan
maternitas harus mendengarkan serta mencari mcngapa keluhan tersebut bisa
tcrjadi.
Pada
hampir setiap rumah sakit bersalin, priode istirahat yang jelas perlu disediakan
secara teratur dan kerapkali di perlukan selama satu jam sebelum makan siang
tirai ditarik, radio dimatikan, staf keperawatan harus bekerja tanpa suara,
tamu yang ingin berkunjung dilarang dan pangilan telpon tidak diteruskan kepada
pasien kecuali benar-benar mendesak. Ibu harus dibantu untuk mengatur sendiri
bagaimana memanfaatkan waktu istirahat ini: berbaring telungkup (mungkin dengan
bantal di bawah panggulnya ) untuk membantu drainase uterus jika posisi nyaman
baginya. priode istirahat ini umumnya memberikan manfaat fisik maupun
psikologis yang sangat besar. Beberapa rumah sakit mengulangi waktu istirahat
yang jelas pada sore harinya.
Kalau
ditanya apa yang membuat bangsal postnatal tampak begitu sibuk, jawaban
sebagian ibu mengungkapkan hal yang terjadi. kejadian yang rutin dan
teratur,seperti visite dokter, program latihan, peragaan dalam memandikan bayi
atau bahkan menyusui bayi tampaknya bukan masalah. kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan curahan emosi, seperti menghadapi tamu dan panggilan telpon dari
luar, atau menulis surat ucapan terima kasih atas pengiriman kartu ucapan
selamat dan hadiah, semua ini lah yang melelahkan ibu baru melahirkan barang
kali perawat yang dapat merasakan kesibukan ibu dalam menghadapi hal-hal
semacam itu. Dapat membantunya dengan membahas prioritas, Apakah setiap orang
yang mangirim surat ucapan selamat benar-benar memerlukan jawaban. Di samping
itu, perawat harus berhati-hati pada saat jam kunjungan untuk menjaga agar ibu
tidak terlalu lelah.
Tidur
Masa
nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah melahirkan.
3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat penumpukan
kelelahan karena persalinan dan kesulitan beristirahat karena perineum. Nyeri
perineum pasca partus berkolerasi erat dengan durasi kala II persalinan. Rasa
tidak nyaman di kandung kemih, dan perineum, serta gangguan bayi, semuanya
dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat mempengaruhi daya ingat dan
kemampuan psikomotor. Secara eoritis pola tidur kembali mendekati normal dalam
2 / 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui mengalami gangguan
pola tidur yang lebih besar.
Yang
sangat di idamkan ibu baru adalah tidur dia tidur lebih banyak istirahat di
minggu 2 dan bulan 2 pertama setelah melahirkan, bias mencegah
depresi dan memulihkan tenaganya yang terkuras habis.
Banyak
orang yang mengalami sulit tidur. Orang dewasa butuh rata - rata 7
- 8 jam untuk tidur dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur saat
orang semakin tua. Orang yang sudah tua biasanya membutuhkan 5 - 6 jam,
sesekali begadang tidak mengganggu kecuali menyebabkan kelelahan esok harinya.
Gangguan tidur yang menetap sering diakibatkan stres, kegelisahan, atau depresi
yang membuat Anda torus capai, kesal, dan tak dapat berkonsentrasi. Simpton
atau gejala fisik seperti nyeri, masalah pernafasan dan hot flush ( serangan
rasa panas ) Juga beberapa obat dapat mengganggu tidur.
Kurang
istirahat Akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
1.
Mengurangi
jumlah AS1 yang di produksi
2.
Memperlambat
proses involusio uterus dan meningkatkan perdarahan
3.
Menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat
bayi dan dirinya sendiri.
Ada
beberapa hal yang dapat Anda coba lakukan untuk lebih mudah tertidur di malam
hari.
1) Pergi
ke tempat tidur dan bangun di saat sama setiap hari. Bahkan jika lelah jangan
tidur siang.
2) Jangan
makan makanan berat kurang dart tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi,
tch, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika Anda lapar, makan biskuit atau
pisang. Minum segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur.
3) Lakukan
hal yang membantu Anda mengatasi kesulitan tidur ( lihat tip praktis di bawah )
4) Coba
obat herbal yang membuat tidur nyenyak ( lihat obat alami di bawah )
5) Jika
Anda merasa tegang, lakukan latihan relaksasi ( lihat relaksasi ) beberapa saat
sebelum tidur. Berendamlah dalam air hangat. Minyak lavender
6) Jangan
makan makanan berat kurang dari tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi,
tch, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika Anda lapar, makan biskuit atau
pisang. Minum segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur.
7) Lakukan hal yang membantu Anda mengatasi
kesulitan tidur ( lihat tip praktis di bawah )
2.1.8
Kebutuhan Dasar Pada Ibu Nifas (
Seksual )
Masa
setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari, menurut orang awam merupakan
masa nifas yang penting untuk di pantau. Nifas merupakan masa pembersihan
rahim, sama hal nya seperti masa haid. Darah nifas mengandung trombosit, sel -
sel degeneratif, set – sel mati dan sel – sel endometrium sisa.
Banyak
pasangan suami - istri merasa frekuensi berhubungan intim semakin berkurang
setelah memiliki anak. Ada anggapan bahwa wanita usai persalinan kurang
bergairah karena pengaruh hormon. Terutama pada bulan - bulan pertama pasca
melahirkan, kegiatan mengurus bayi dan menyusui membuat istri lebih banyak
mencurahkan perhatian kepada si kecil di bandingkan suami. Untuk memiliki waktu
berdua saja sulit apalagi berhubungan intim. Beberapa bulan pertama setelah
melahirkan, memang hormon pada wanita akan di program ulang untuk menyusui dan
mengasuh bayi. Waktu dan tenaga seakan tercurah hanya untuk si kecil, sehingga
sulit rasanya mencari waktu untuk berhubungan intim.
Ibu
yang baru malahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah 6 minggu
persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu
semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka bekas section
cesarean ( SC ) biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan di
pastikan tidak ada luka atau perobekan jaringan, hubungan seks bahkan telah
boteh dilakukan 3 - 4 minggu setelah proses melahirkan itu. Meskipun hubungan
telah dilakukan setelah minggu ke - 6 adakalanya ibu - ibu tertentu mengeluh
hubungan masih terasa sakit atau nyeri meskipun telah beberapa bulan proses
persalinan. Gangguan seperti ini disebut dyspareunia atau rasa nyeri waktu
senggarna. Pada kasus semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi
penyebab, yaitu :
1.
Sesuai tradisi. Setelah melahirkan ibu - ibu sering mengkonsumsi jamu - jamu
tertentu. Jamu - jamu ini mengandung zat zat yang memiliki sifat astringents
yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada vagina saat seorang
wanita terangsang seksual.
2.
Jaringan baru yang terbentuk karena proses penyembuhan luka guntingan jalan
lahir masih sensitif.
3.
Faktor psikologis yaitu kecernasan yang berlebihan turut berperan. Hubungan
seksual yang memuaskan memerlukan suasana hati yang tenang. Kecemasan akan
menghambat proses perangsangan sehingga produksi cairan pelumas pada dinding
vagina akan terhambat. Cairan pelumas yang minim akan berakibat gesekan penis
dan dinding vagina tidak terjadi dengan lembut, akibatnya akan terasa nyeri dan
tidak jarang akan ada luka lecet baik pada dinding vagina maupun kulit penis
suami. Kondisi inilah yang menyebabkan rasa sakit. Selain itu ada dua lagi
penyebab yang mungkin menurunkan gairah seksual ibu pascamelahirkan. Pertama
penyebab langsung seperti luka pada persalinan. Kemudian penyebab tidak
langsung seperti depresi, baby blues atau kelelahan.
Pada
prinsipnya, tidak ada masalah untuk melakukan hubungan seksual setelah selesai
masa nifas 40 hari. Hormon prolaktin tidak akan membuat ibu kehilangan gairah
seksual. Beragam perilaku seksual pada ibu - ibu pasca melahirkan yang
menyusui, Jika sebagian lagi merasa tidak bergairah untuk melakukan kegiatan
seksual, sedangkan sebagian lagi merasakan hasrat seksual yang tinggi. Intinya
ialah permasalahan psikologis ibu untuk melakukan hubungan seksual. Jika memang
ibu sudah tidak mengatami luka pasca persalinan, maka boleh – boleh saja.
2.1.9
Latihan Atau Senam Nifas
Masa
NIFAS adalah masa setelah ibu persalinan. Pada masa nifas ibu mengalami
beberapa perubahan fisiologis, diantaranya adalah:
1. Involusio uterus
yang dimulai segera setelah persalinan dan proses ini selesai biasanya setelah
6 minggu
2. Laktasi sebagai
respon terhadap kerja prolaktin yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior
3. Perubahan
fisiologis pada bagian tubuh lain yang mengembalikan tubuh pada kondisi sebelum
hamil.
SENAM
NIFAS adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah
persalinan, setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam nifas merupakan
latihan yang tepat untul memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara
fisiologis maupun psikologis. Wanita yang setelah persalinan seringkali
mengeluhkan bentuk tubuhnya yang melar. Hal ini dapat dimaklumi karena
merupakan akibat membesarnya otot rahim karena pembesaran selama kehamilan dan
otot perut jadi memanjang sesuai usia kehamilan yang terus bertambah. Setelah
persalinan, otot-otot tersebut akan mengandur. Selain itu, peredaran darah dan
pernafasan belum kembali normal. Hingga untuk mengembalikan tubuh ke bentuk dan
kondisi semula salah satunya dengan melakukan senam nifas yang teratur di
sarnping anjuran-anjuran lainnya.
Waktu
Untuk Senam Melakukan Nifas
Senam
nifas sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah persalinan, secara teratur
setiap hari. Kendala yang sering ditemui adalah tidak sedikit ibu yang setelah
melakukan persalinan takut untuk melakukan mobilisasi karena takut merasa sakit
atau menambah pendarahan. Anggapan ini tidak tepat karena 6 jam setelah
persalinan normal dan 8 jam setelah persalinan caesar, ibu sudah dianjurkan
untuk melakukan mobilisasi dini. Tujuannya mobilisasi ini agar terutama
peredaran darah ibu dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya ibu dapat melakukan
senam nifas.
Degan
melakukan senam nifas tepat waktu, maka hasil yang didapat pun bisa maksimal.
Senam nifas tentunya dilakukan secara bertahap hari demi hari. Bentuk latihan
senam antara ibu yang habis persalinan normal berbeda dengan caesar. Pada ibu
yang mengalami persalinan caesar, beberapa jam setelah keluar dari kamar
operasi, pernafasan lah yang dilatih guna mempercepat penyembuhan luka operasi,
sementara latihan untuk mengencangkan otot perut dan melancarkan sirkulasi
darah di tungkai baru dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari tempat
tidur. Sedangkan pada persalinan normal, bila keadaan ibu cukup baik, semua
gerakan senam bisa dilakukan.
Walaupun
banyak kegunaannya, tidak semua ibu setelah persalinan dapat melakukan senam
nifas. Untuk ibu-ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan tentu tidak
boleh melakukan senam nifas. Demikian juga untuk penderita kelainan seperti
jantung, ginjal atau diabetes. Jangankan untuk melakukan senam, ibu tersebut
justru harus istirahat total sekitar 2 minggu postpartum. Sedangkan pada ibu
pada persalinan normal dan bila tidak dibatasi oleh pemasangan infus juga tanda
vital ibu (tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi) normal, maka ibu dapat
mulai melakukan ambulasi dini seperti ke kamar mandi untuk BAK sendiri dan
senam nifas 24 jam setelah persalinan.
Tujuan
Kegunaan Senam Nifas
Banyak
sekali manfaat dari melakukan senam nifas. Secara umum adalah untuk
mengembalikan keadaan ibu agar kondisi ibu kembali seperti sediakala sebelum
kehamilan, manfaat itu antara lain :
1. Memperbaiki
sirkulasi darah sehingga mencagah terjadinya pembakuan (trombosis) pada
pembuluh darah terutama pembuluh tungkai.
2. Memperbaiki sikap
tubuh setelah kehamilan dan persalinan dengan memulihkan dan menguatkan
otot-otot punggung.
3. Memperbaiki tonus otot pelvis
4. Memperbaiki
regangan otot tungkai bawah
5. Memperbaiki
regangan otot abdomen setelah hamil
6. Meningkatkan
kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul
7. Memperlancar
terjadinya involusio uteri .
2.2 Asuhan yang diberikan sewaktu
melakukan kunjungan masa nifas
Kunjungan
|
Waktu
|
Asuhan
|
I
|
6-8
jam post partum
|
|
Mendeteksi
dan perawatan penyebab lain perdarahan
serta melakukan rujukan bila perdarahan
berlanjut.
|
||
Memberikan
konseling
pada ibu dan keluarga
tentang cara mencegah perdarahan
yang disebabkan atonia uteri.
|
||
Pemberian ASI
awal.
|
||
Setelah
bidan
melakukan pertolongan persalinan,
maka bidan
harus menjaga ibu dan bayi
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran
atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir
dalam keadaan baik.
|
||
II
|
6
hari post partum
|
Memastikan
involusiuterus
barjalan dengan normal,
uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi fundus
uteri di bawah umbilikus,
tidak ada perdarahan
abnormal.
|
III
|
2
minggu post partum
|
Asuhan
pada 2 minggu post partum
sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
|
IV
|
6
minggu post partum
|
|
BAB III
ANALISA KASUS
Ny
S umur 32 tahun P2A1Ah2 post partum 2 hari mengatakan masih nyeri pada luka
jahitan dan ASI nya belum keluar banyak.
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
ASUHAN
KEBIDANAN IBU NIFAS NORMAL
PADA
NY S UMUR 32 TAHUN P2A1Ah2 POST PARTUM 2
HARI
DI
RSUD MUNTILAN KAB MAGELANG
Tanggal
: 06-02-2013/ 09.30 wib RM : 186912
Ruang :
Gladiool
Oleh
: Iin Q
Identitas
Nama
|
Ny. S
|
Tn. Z
|
Umur
|
32 tahun
|
31 tahun
|
Agama
|
Islam
|
Islam
|
Pendidikan
|
Sma
|
Sma
|
Pekerjaan
|
IRT
|
Swasta
|
Alamat
|
Sabrang, Muntilan
|
Sabrang, Muntilan
|
A. Data
subjekti
1. Alasan
kunjungan
Ibu masih dalam masa
perawatan nifas
2. Keluhan
utama
Ibu mengatakan masih
nyeri diluka jahitan dan ASI belum keluar banyak
3. Riwayat
menstruasi
Menarce : 13 tahun ,
siklus 28 hari, lama 7 hari, banyak 2-3 hari ganti pembalut, disminore -,
keluahan lain -.
4. Riwyat
pernikahan
Ibu mnegatakan ini pernikahannya
yang pertama secara syah, kurang lebih 11 tahun.
5. Riwayat
obstertri
P2A1Ah1
6.
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
yang lalu
Kehamilan
|
|
|
Persalinan
|
|
|
Anak
|
|
|
Nifas
|
|
Tahun
|
UK
|
Kompl
|
J.persalinan
|
Penolong
|
Peyulit
|
BB
|
Jk
|
H/M
|
Laktasi
|
Kompl
|
2002
|
39
+3
|
-
|
Normal
|
Bidan
|
-
|
2900
|
Pr
|
H
|
Asi
|
-
|
2006
|
35
|
prematur
|
Normal
|
Dokter
|
-
|
1870
|
Lk
|
H
|
Asi
|
-
|
2012
|
|
|
curretase
|
Dokter
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7. Riwayat
kehamilan persalinan sekarang
-
ANC rutin TM 1 : 2X (
mual ) oleh bidan di puskesmas
TM II : 3X ( T.a.k )
TM III : 3x ( sakit pinggang )
-
Persalinan
Jenis persalinan : normal
Penolong : bidan atas pengawasan
dokter
Tempat persalinan : RSUD muntilan
Penyulit persalinan : 170/ 100 MmHg
Perdarahan : 150 cc
IMD : tidak dilakukan
pasien banyak
8. Riwayat
kontrasepsi
1. 2003 kb suntik 3 bulan oleh bidan di BPS 2005
lepas program punya anak
2. 2006
kb co di beli di BPS 2012 lepas program
punya anak.
3. 2013
iud (post plasenta lahir 10 menit oleh dokter di RSUD Muntilan )
9. Keadaan
bayi baru lahir
Tanggal lahir : 4 februari 2013
BB/PB lahir : 2800 gr/48 cm
Jk : lk-lk
Menangis spontan +
10. Riwayat post partum
a.
nutrisi
- makan : 3x/hari, 1 porsi sedang,
nasi,sayur,lauk keluhan –
- minum : 5x.hari, 1gelas sedang, air
putih, teh, keluhan –
b.
eliminasi
- BAB : ibu belum BAB
- BAK : 4x/hari, konsitensi cair, warna
kuning, bau khas urine, keluhan nyeri
c.
Aktifitas
ibu sudah bisa berjalan, belajar menyusui,
kekamar mandi.
d.
istirahat
ibu sudah tidur kurang lebih 6 jam
e.
personal hygeni
mandi 2x, ganti pembalut 3 x , ganti
baju2x, celana dalam 2x, sikat gigi 2x.
f.
kebutuhan menyusui
ibu menyusui 5x.hari durasi 15-20 menit,
asi belum keluar banyak.
11. Riwayat
kesehatan
Ibu mengatakan bahwa
ibu, suami, keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit menular seksual
(HIV/AIDS, ISK ) menurun (asma, hipertensi, DM, kangker ) menular ( TBC,
hepatitis ), dan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
12. Kebiasaan
yang merugikan
Ibu mengatakan bahwa
ibu tidak merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak minum
jamu-jamuan serta tidak mengkonsumi obat-obatan selain dari resep dokter dan
bidan.
13. Riwayat
psikososial spritual
-
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran
bayinya
-
Ibu mengatakan sudah menyiapkan nama
untuk anaknya
-
Ibu mengatakan akan mengurus anaknya
sendiri
-
Ibu mengatakan akan mandi besar setelah
perdarahannya selesai.
B. Data
objektif
1. Keadaan
umum : baik kesadaran : comosmentis
2. Tanda
vital :
-
TD :
120/90 MmHg
-
N :
80 x/mnt
-
R :
24x /mnt
-
S :
36,7 0 C
3. Antropometri
BB sekarang : belum
terkaji TB : 152 cm
4. pemeriksaan
fisik
Kepala
|
Mesocephal,
rambut bersih , ketombe -, rontok -,
|
Muka
|
Simetris,
odema -, pucat -
|
Mata
|
Simetris,
konjungtiva merah muda , sklera putih.
|
Hidung
|
Simetris,
bersih, polip -
|
Mulut
|
Simetris,
stomatitis -, gigi bersih, berlubang -, caries -
|
Telinga
|
Simetris,
serumen -
|
Leher
|
Tidak
ada pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe dan tiroid
|
Dada
|
Payudara
simetris,puting menonjol, hiperpigmentasi aerola, kolostrum +, NT -.
|
Abdoment
|
Bekas
luka operasi -, kontraksi keras, TFU 3 jari dibwh pusat.
|
Genetalia
|
Varises-,
odema-, locea rubra, perdarahan 25 cc, luka jahitan +, basah +, nyeri tekan
+, bau -, tanda-tanda infeksi
|
Anus
|
Hemoroid
-.
|
Ektremitas
|
Bagian
atas simetris, kuku bersih, panjang-, odema-, kelainan kongenetal -
|
|
Bagian
bawah simetris, kuku bersih, panjang -, odema-, varises -, kelainan
kongenetal -.
|
5. Pemeriksaan
penunjang
Hb : 11 gr % ( 04-02-2013)
HbsAg : -
Protein urin : -
Gol dar : A
C. Analisa
Ny S umur 32 tahun P2A1AH2 post
partum hari ke-2 normal
D. Penatalakasanaan
1.
Memberitahu hasil pemeriksaan keadaan ibu
-
Ibu mengerti
2.
Memberikan KIE kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi,
sayur mayur dan buah segar agar dapat memperlancar ASI dan mengkonsumsi makanan
yang berprotein tinggi ( tempe, tah, telur, ikan laut ) menghindari makanan
yang masih mentah dan terlalu matang memasaknya.
-
Ibu mengerti penjelasaan bidan
3.Memberikaan
KIE kepada ibu untuk merawat payudaranya dengan cara sebelum dan sesudah
menyusui disarankan mencuci tangan dan mengoleskan dengan ASI disekitar aerola
dan puting, bias di dikompres dengan kompres hangat dingin .
-
Ibu mengerti penjelasaan bidan
4.
Memberikan KIE kepada ibu untuk tidak cemas dengan pengeluaran ASI nya yang belum
lancar dalam hal ini termasuk norma, 1-2 hari post persalinan pengeluaran
disebut dengan kolostrum warnanya putih jernih, hari 3 seterusnya barulah
pengeluaran ASI matur, disarankan kepada ibu untuk tetap menyusui bayinya,
karena ini dapat merangsang pengeluaran ASI, dan mencegah perdarahan.
-
Ibu mengerti penjelasan bidan dan tidak
cemas
5.Memberikan
KIE kepada ibu tentang perwatan luka jahitan yakni, perinsipnya bersih dan
kering, setiap kali BAB atau BAK di keringkan dengan handuk bersih dan kering,
setelah mandi di keringkan dengan handuk bersih dan diberi kassa betadin kurang
lebih 1 menit ditekan diarea jahitan, dan mengganti pembalut sebelum
pembalutnya penuh.
-
Ibu mengerti penjelasan bidan
6.Menyarankan
kepada ibu untuk memberikan ASI ekslusif yakni memberikan ASI selama 6 bulan
tanpa tambahan makanan apapun, hanya ASI, hal ini dapat memberikan kekebalan
bagi bayi dan mempercepat proses kembalinya rahim seperti sebelum hamil.
-
Ibu bersedia mengikuti saran bidan
7.Memberikan
terapi Asmet 3x 500 gr, sf 1x1, BC dan
vit c 1x1, diminum rutin.
-
Ibu bersedia meminumnya.
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa
nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau beberapa
jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu berikutnya. Masa nifas
merupakan masa pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa
nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel
generatif, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa.
Ada
yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar
melewati masa 40 hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir
keluar. Bila tidak, misal, karena tertutupnya mulut rahim sehingga bisa terjadi
infeksi. Meskipun perdarahan nifas berlangsung singkat, sebaiknya tetap
menganggap masa nifas belum selesai. Masa nifas tetap saja sebaiknya
berlangsung selama 40 hari, baik ibu yang melahirkan normal atau sesar. Sebab,
meskipun gejala nifasnya sudah berlalu, belum tentu rahimnya sudah kembali ke
posisi semula.
Dalam
masa pembersihan rahim beberapa hal penting kebutuhan dasar pada ibu
nifas yaitu Nutrisi dan Cairan , kebersihan diri , senam nifas , Dll .
DAFTAR
PUSTAKA
Ambarwati, 2008. Asuhan KebidananNifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 16 February 2013: 20.00 WIB.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan KebidananPost Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar